DP3A Peringati Hari Ibu ke 90
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerjasama dengan Balai Syura Ureueng Inong Aceh (BSUIA) menggelar perayaan puncak peringatan hari ibu ke 90 yang dirangkai dengan berbagai perlombaan dan kegiatan di Kantor DP3A , Rabu(19/12/2018).
Kegiatan yang dibuka oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Iskandar Syukri mewakili Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah itu turut dihadiri oleh Ketua PKK Aceh, Darwati A Gani dan Wakil Ketua PKK Aceh, Dyah Erti Idawati serta sejumlah tokoh perempuan Aceh.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise dalam sambutannya yang dibacakan Iskandar Syukri menyampaikan bahwa, Hari Ibu Indonesia lahir dari pergerakan bangsa Indonesia. Dalam pergerakan kebangsaan kemerdekaan, peran perempuan Indonesia menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalamperjuangan panjang bangsa ini untuk meraih kemerdekaannya.
"Keterlibatan perempuan dibuktikan melalui Kongres Perempuan Pertama 27 Desember 1928 di Yogyakarta yang telah mengukuhkan semangat dan tekad bersama untuk mendorong kemerdekaan Indonesia," kata Syukri.
Hakekat Peringatan Hari Ibu (PHI) setiap tahunnya kata Syukri untuk mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda akan arti dan makna Hari Ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
"Untuk itu sebagai apresiasi atas gerakan yang bersejarah itu, PHI ditetapkan setiap tanggal 22 Desember sebagai hari nasional bukan hari libur," kata Syukri.
Peringatan Hari Ibu lanjut Syukri juga diharapkan mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan.
Sementara itu, Wakil Ketua TP-PKK Aceh, Dyah Erti Idawati mengatakan bahwa di era moderen saat ini, banyak perjuangan-perjuangan kaum perempuan dan pelopor-pelopor perempuan yang telah berbuat dan berjuang untuk masyarakat Aceh terutama bagi kaum perempuan dan anak-anak.
"Tentunya masih banyak PR yang harus dilakukan, meskipun sudah banyak kemajuan tapi tentu banyak hal lain yang harus kita lakukan untuk memajukan perempuan dalam segala bidang," kata Dyah.
Dyah juga mengajak semua perempuan Aceh untuk bersatu, bersinergi dan bergandeng tangan untuk memperluas lagi kemajuan perempuan di Aceh alam berbagai aspek kehidupan. (Humas Aceh)