DIALEKSIS.COM | Kuala Lumpur - Sebanyak 500 ton bantuan logistik dari komunitas Aceh di Malaysia yang siap dikirimkan melalui kapal laut swasta dari Port Klang ke Krueng Geukeuh, Aceh, saat ini belum dapat diproses yang dikarenakan belum diberlakukannya Bencana Nasional dari Pemerintah Indonesia.
Hal ini terungkap setelah Persatuan Masyarakat Aceh di Malaysia (PERMEBAM) melakukan pertemuan dengan perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Presiden PERMEBAM, Datuk Mansyur Usman, bersama Bang Azhar dan Billy yang bertemu dengan Wakil Duta Besar (Wadubes) Indonesia, Bapak Danang Waskito, dan Bapak Taufik dari pihak KBRI.
"Beberapa faktor internal antara kedua negara menjadi penghalang, terutama karena status bencana di Aceh saat ini belum ditetapkan sebagai Status Bencana Nasional. Status ini penting karena tanpa adanya izin dari luar negeri untuk mengirimkan bantuan logistik secara langsung ke Indonesia, proses pengiriman menjadi sulit," kata Presiden PERMEBAM, Datuk Mansyur Usman, lewat siaran persnya, Minggu (07/12/2025).
Meskipun pengiriman belum dapat diproses dalam waktu dekat, PERMEBAM dan KBRI masih memiliki harapan agar izin pengiriman logistik ini dapat diberikan kemudahan dan titik terang.
"Kita bisa menunggu dan masih ada harapan supaya izin pengiriman logistik ini diberikan kemudahan dan titik terang oleh Bapak Presiden Prabowo ketika bertemu dengan Bapak Gubernur Aceh," ujar Datuk Mansyur.
Kata Datuk Mansyur, untuk memperlancar langkah pihaknya mengirimkan surat langsung kepada Presiden Prabowo Subianto. Surat tersebut bertujuan memohon kemudahan bagi Masyarakat Aceh, para pedagang, konglomerat, dan NGO di Malaysia yang berinisiatif membantu rakyat Aceh yang terdampak musibah banjir.
PERMEBAM mengajak seluruh masyarakat untuk terus menunggu dan berdoa agar Presiden Prabowo dapat mempertimbangkan untuk mengubah status bencana di Aceh menjadi Status Bencana Nasional.
Penetapan status ini diharapkan dapat mempermudah masuknya bantuan dari luar negeri, termasuk dari Malaysia, ke Nanggroe Aceh Darussalam.
"Atas doa, pengertian, dan pemahaman masyarakat seluruhnya kami ucapkan ribuan terima kasih," tutup Datuk Mansyur Usman, Presiden Komuniti Aceh Malaysia.