Senin, 08 Desember 2025
Beranda / Berita / Aceh / 97 Kampung Masih Terisolir, 3.148 Rumah di Aceh Tengah Hancur. Pertamax Rp 80 Ribu

97 Kampung Masih Terisolir, 3.148 Rumah di Aceh Tengah Hancur. Pertamax Rp 80 Ribu

Minggu, 07 Desember 2025 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Baga

Kampung terparah di Kecamatan Bintang, Aceh Tengah. Kampung Kala Segi yang disapu banjir bandang. Foto: Baga/Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Takengon - Data kehancuran akibat musibah banjir bandang di Aceh Tengah angkanya terus meningkat. Hingga Minggu (7/12/2025) memasuki hari ke 13 bencana, tercatat 23 jiwa meninggal, 22 lainya dinyatakan hilang. 3.148 rumah masayarakat hancur. 97 kampung masih terisolasi.

Sementara itu, seluruh barang langka di pasaran. Mendapatkanya sangat sulit. BBM, misalnya walau ada yang berhasil memasoknya dari Lhokseumawe untuk jenis pertamax harganya melambung, mencapai Rp 80 ribu perliter. Seluruh barang, kini harganya benar benar tidak normal.

Masuknya pertamax dari Lhokseumawe yang dibawa dengan sepeda motor, walau harganya jauh diluar normal, mencapai Rp 80 ribu perliter, tetap dibeli masyarakat.

“Bang ada yang jual pertamax di Paya Ilang. Dibawa dengan sepeda motor dari Lhokseumawe, harganya mahal banget, Rp 80 ribu perliter,”ujar seorang warga yang memberikan info kepada Dialeksis.com.

Ketika Dialeksis.com tiba di Paya Ilang Takengon, pedagang yang membawa pertamax ini sudah tidak ada. Menurut keterangan pedagang disekitarnya, satu jerigen minyak yang dibawa dengan sepeda motor penuh lumpur itu, dalam waktu sekejab sudah habis.

Membawa barang dari Aceh Utara, Lhokseumawe menuju Aceh Tengah dengan kondisi medan saat ini, bukanlah pekerjaan mudah. Tantanganya maut, hanya orang tertentu yang ahli medan lumpur, bebatuan, menorobos longsor, yang mampu melakukanya.

Bukan hanya pertamax yang sangat mahal, harga kebutuhan pokok yang semakin langka juga sudah sangat mahal. Itupun susah mendapatkanya. Untuk tempe saja yang biasanya dijual Rp 5000, kini sudah Rp 10.000 bahkan ada yang menjual sampai Rp 15.000.

Dilain sisi bantuan kemanusian dari relawan dan pihak pemerintah terus berdatangan. Namun sebagian bantuan kemanusian itu tidak sempat didistribusikan ketempat yang dituju, ketika diturunkan dari heli sudah dijarah warga.

Sabtu (6/12/2025) ada dua heli yang mendarat ditempat berbeda, di lapangan Musara Alun dan lapangan Pegasing, bantuan kemanusian itu ketika turun ditanah sudah jarah masyarakat. Sementara pengamanan di Bandara Rembele mulai diperketat, karena ada sebagian bantuan yang tidak sampai ke tujuan.

Sementara itu, Presiden Prabowo sudah mendatangkan 20 drum bio solar (4 ton) untuk Aceh Tengah melalui Bandara Rembele dengan pesawat hercules.

Minyak tersebut diperuntukan untuk alat berat guna membuka kawasan terisolasi. Untuk distribusi losgistik ke wilayah yang sulit dijangkau dan operasional ambulance dan kendaraan darurat lainya yang sempat terhenti karena ketiadaan BBM.

Data Musibah

Hingga Minggu (7/12/2025), data terahir dari BPBD Aceh Tengah, jumlah korban meninggal dunia mencapai 23 jiwa, 22 lainya dinyatakan hilang.Tercatat 3.148 rumah masayarakat Aceh Tengah hancur. 97 kampung masih terisolasi.

Jumlah pengungsi pada titik pengungsian 35.986 jiwa tersebar di di 98 titik pengungsian. 234 ribu warga Aceh Tengah terdampak musibah.

Ada lima ruas jalan nasional yang terputus menuju kabupaten Aceh Tengah. Ada 81 ruas jalan kabupaten yang terputus. 7 jalan provinsi juga terputus. Ada 6 Kecamatan wilayah kampungnya masih terputus dengan kecamatan.

15 jembatan nasional hancur, dua jembatan provinsi, 55 jembatan kabupaten terputus. 255 tiang listrik roboh, saluran air bersih diseluruh kecamatan rusak, akses internet, komunikasi 14 kecamatan terputus, listrik masih belum menyala, hanya menyala dibeberapa titik dalam kawasan kota.

Akses jalan

Aceh Tengah dan Gayo Luwes, serta Bener Meriah saat ini hanya mengharapkan akses jalan via KKA Lhokseumawe. Namun kehancuran jalan yang parah, ditambah dengan minimnya alat berat untuk membuka isolasi menambah memperburuk keadaan.

Ruas jalan Takengon Biruen yang lebih parah, perbaikanya jauh lebih lama, bila dibandingkan dengan ruas jalan KKA.

Melihat kondisi medan yang berat ini, ketua DPRK Aceh Tengah, Fitriana Mugi yang bertemu dengan Dialeksis.com, sangat mengharapkan turun tangan Bapak Presiden, para menteri dan Gubernur Aceh untuk mempercepat akses darat jalan KKA.

Kami mewakili masyarakat Aceh Tengah, dengan sangat penuh pengharapan, memohon bantuan kepada Bapak president. Bapak menteri dan Bapak gubenur, agar mempercepat perbaikan Jalan Takengon-lhokseumawe,”sebut Fitriana.

Raut wajah wanita ini berubah, seperti ada air bening hangat di sela kacamatanya. Dengan suara yang sedikit parau, tertetahan, dia melanjutkan, Semoga akses jalan ini segera bisa dilalui oleh kendaraan.

“Akses jalan ini penentu kehidupan masyarakat pedalaman Aceh, apalagi disaat kami ditimpa bencana. Karena stok sembako dan BBM sudah habis. Inilah jeritan hati rakyat kami yang tertimpa musibah,”sebutnya yang penuh harap turunya bantuan mempercepat akses jalan.

Sementara itu, keadaan masyarakat Aceh Tengah yang terkurung musibah ini, kondisinya masih memprihatinkan. Mereka ada yang bertahan hidup dengan bantuan beras dari pemerintah 3 kilogram untuk satu keluarga.

“Sampai kapan kami bisa bertahan dengan bantuan yang minim ini. Kami warga Bergang 800 jiwa, namun bantuan beras yang kami dapatkan hanya 70 kilogram,”sebut Al Ihsan, sekretaris desa Karang Ampar, yang bertemu Dialeksis.com di posko Pemda Aceh Tengah.

Demikian mereka yang terisolir lainya, dengan bantuan beras yang minim, bagaimana mereka bertahan hidup. Bahkan diantara mereka banyak yang sudah menahan lapar.

Bantuan kemanusian yang mulai berdatangan tidak sepenuhnya bisa disalurkan tepat sasaran. Sulitnya menembus medan yang masih terisolasi, ditambah minimnya sarana alat berat, menambah duka itu semakin mendalam.


Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI