kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Dubes AS untuk Estonia Mengundurkan Diri Gara-gara Trump

Dubes AS untuk Estonia Mengundurkan Diri Gara-gara Trump

Minggu, 01 Juli 2018 21:04 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: BBC

Dialeksis.com - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Estonia mengundurkan diri. Hal itu dipicu oleh rasa frustasi dengan komentar Presiden Donald Trump tentang dan perlakukan terhadap sekutu Eropanya.

Pengunduran James D. Melville Jr. menjadikannya duta besar ketiga sejak tahun lalu yang meninggalkan Departemen Luar Negeri lebih awal. Ia adalah salah satu pejabat senior Departemen Luar Negeri yang telah menuju pintu keluar atau didorong ke arah itu sejak Trump mengambil alih jabatan.

Pengunduran diri Melville datang di saat meningkatnya ketegangan dalam aliansi AS. Padahal sebelum Trump terpilih, hubungan AS dan sekutunya menjadi salah satu hubungan yang paling solid, dapat diandalkan dan saling berhubungan.

Tetapi serangan Trump terhadap anggota NATO, tarif perdagangannya terhadap negara-negara Uni Eropa, penolakannya terhadap kesepakatan nuklir Iran dan perjanjian iklim Paris serta serangan-serangan politisnya terhadap para pemimpin Eropa seperti Kanselir Jerman Angela Merkel telah melemparkan selubung atas hubungan AS dengan Eropa.

Banyak pejabat Eropa yang khawatir tentang kunjungan Trump pada pertengahan Juli nanti ke KTT NATO di Belgia. Para pejabat di sana takut bahwa rencana Trump untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin setelah pertemuan NATO akan terlihat seperti pertemuan yang lebih bersahabat dibandingkan pertemuan dengan rekan sekutunya.

"Hubungan transatlantik, yang di seluruh meja kami pertimbangkan diberikan, tidak diberikan," kata seorang diplomat Eropa.

"Kami sekarang mengalami krisis besar," imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Sabtu (30/6/2018).

Kebijakan Luar Negeri menjadi alasan Melville untuk mengundurkan diri. Diplomat kawakan itu mengacu pada komentar Trump tentang Eropa. Penjelasan itu dapat dilihat di halaman Facebook Melville.

"Seorang pejabat Dinas Luar Negeri diprogram untuk mendukung kebijakan dan kami disekolahkan sejak awal, bahwa jika ada titik di mana orang tidak dapat lagi melakukannya, terutama jika seseorang berada dalam posisi kepemimpinan, jalur yang terhormat adalah untuk mengundurkan diri," majalah Foreign Policy mengutip postingan Melville. Foreign Policy adalah media yang pertama kali mengabarkan pengunduran diri Melville.

"Setelah melayani di bawah enam presiden dan 11 sekretaris negara, saya tidak pernah benar-benar berpikir akan mencapai titik itu bagi saya," imbuhnya.

"Bagi Presiden untuk mengatakan Uni Eropa 'dibentuk untuk mengambil keuntungan dari Amerika Serikat, untuk menyerang celengan kami,' atau bahwa 'NATO seburuk NAFTA' tidak hanya salah secara faktual, tetapi membuktikan kepada saya bahwa sudah waktunya untuk pergi," kata Melville di postingannya.

Melville adalah pejabat dinas luar negeri terakhir yang meninggalkan departemen di mana sejumlah pejabat senior telah hampir habis dan bahkan pejabat yang karirnya melejit memilih untuk mengundurkan diri daripada melayani Presiden Trump.

Pada bulan November, seorang diplomat AS yang memenangkan penghargaan di Nairobi menulis surat Menteri Sekretaris Negara Rex Tillerson yang mengatakan bahwa pemerintahan Trump telah mengurangi pengaruh Departemen Luar Negeri dengan preferensi untuk solusi militer. (Sindonews)

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda