DIALEKSIS.COM | Jakarta - Di tengah kesibukan mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang digelar di Peninsula Hotel, Jakarta, pada 10 - 12 November 2025, Sekretaris Umum Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Aceh, Kasibun Daulay, SH, meluangkan waktu berbincang santai dengan Dialeksis di Kedai Tjikini, Jl. Cikini Raya No.17, Jakarta Pusat.
Dalam suasana hangat dan penuh keakraban, diskusi mengalir membahas arah dan strategi PKS Aceh ke depan, khususnya dalam memperkuat konsolidasi internal serta meningkatkan pelayanan kader dan konstituen.
Kasibun, yang baru beberapa bulan dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Umum DPW PKS Aceh, menegaskan bahwa target utama kepemimpinannya bersama Ketua DPW PKS Aceh Ismunandar, ST adalah meraih kemenangan di Pemilu dan Pilkada 2029.
Menurutnya, salah satu pelajaran penting dari Pemilu 2024 adalah lemahnya pengawalan suara. “Berdasarkan data internal, banyak suara PKS Aceh yang hilang di Pemilu 2024. Karena itu, agenda utama kami ke depan adalah memastikan pengawalan suara menjadi prioritas utama dalam penataan kelembagaan PKS Aceh,” tegasnya.
Meski di Pemilu 2024 jumlah kursi PKS Aceh mengalami penurunan, Kasibun mencatat adanya peningkatan signifikan dari sisi perolehan suara. “Kalau di Pemilu 2019 kami meraih sekitar 150 ribu suara, maka di 2024 jumlahnya meningkat cukup baik,” ujarnya optimistis.
Ia menambahkan dengan nada penuh keyakinan, “Kemenangan tidak lahir dari kebetulan, tetapi dari perencanaan, kerja keras, dan kesungguhan seluruh struktur partai. Kami ingin memastikan bahwa setiap suara rakyat Aceh yang memilih PKS, akan benar-benar sampai ke meja rekapitulasi.”
Sebagai langkah awal, pihaknya akan melakukan ‘bedah dapil’ untuk menganalisis secara menyeluruh kekuatan dan kelemahan PKS di setiap daerah pemilihan. Langkah ini dinilai penting agar strategi yang diterapkan lebih tepat sasaran dan sesuai dengan karakteristik pemilih di Aceh.
“Tujuan kami jelas, yaitu mendekatkan diri kepada konstituen dan memperluas basis suara PKS di Aceh,” ujar Kasibun.
Menjawab pertanyaan Dialeksis terkait strategi meraih suara, Kasibun menegaskan pentingnya memaksimalkan potensi pemilih muda dan pemula. “Kami akan menyusun strategi khusus untuk kalangan generasi Z dan milenial, karena mereka merupakan bonus demografi terbesar saat ini,” katanya.
Ia menambahkan, PKS Aceh akan melibatkan anak-anak tokoh PKS dan generasi muda yang sejalan dengan visi-misi partai. Meski sudah memiliki sayap kepemudaan seperti Garuda Keadilan, PKS Muda, dan Gema Keadilan, Kasibun menyebut akan ada penyesuaian dengan kearifan lokal dan karakter masyarakat Aceh.
“Generasi muda adalah denyut masa depan. Kita tidak bisa hanya berbicara tentang partai, tetapi harus menyentuh mimpi dan semangat mereka. PKS Aceh ingin hadir sebagai rumah ide, ruang aktualisasi, dan wadah bagi pemuda Aceh untuk berkarya dan berkontribusi,” ungkapnya penuh semangat.
Selain penguatan internal, Kasibun juga menyoroti pentingnya pengelolaan informasi dan komunikasi publik. Menurutnya, PKS Aceh masih perlu meningkatkan kemampuan dalam setting isu dan intervensi isu lokal, serta optimalisasi media sosial dan website partai sebagai saluran komunikasi efektif.
“Ke depan, kami akan membenahi pengelolaan platform digital PKS Aceh agar lebih efektif dalam mengampanyekan visi, misi, dan program partai,” jelasnya.
Ia menambahkan, “Era digital menuntut kita untuk lebih cepat, lebih relevan, dan lebih responsif. Politik hari ini bukan hanya soal gagasan besar, tetapi juga tentang bagaimana kita mengemas dan menyampaikan gagasan itu kepada publik dengan bahasa yang menyentuh hati.”
Menjelang akhir perbincangan, ditemani secangkir kopi lintong yang tinggal ampas, Kasibun menyampaikan apresiasi kepada Dialeksis yang selama ini menjadi mitra strategis PKS Aceh dalam menyosialisasikan kegiatan dan tokoh-tokoh partai.
“Atas nama partai, saya sangat berterima kasih kepada Dialeksis yang telah membantu memperkenalkan dan membesarkan PKS Aceh di tengah masyarakat. Kami melihat media bukan sekadar penyampai berita, tetapi sebagai mitra dalam membangun kesadaran politik yang cerdas dan beradab,” ucapnya penuh penghargaan.
Sebelum kembali ke lokasi Rakernas di Peninsula Hotel, Kasibun menutup perbincangan dengan pesan penuh inspirasi:
“Kami ingin PKS Aceh tidak hanya dikenal karena simbol dan warna, tetapi karena karya dan keteladanan. Politik bagi kami adalah jalan pengabdian, dan pengabdian itu dimulai dari ketulusan, kerja nyata, dan cinta kepada rakyat.”