kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / 10 Tahun Polemik Qanun Bendera, Ini Pandangan Akademisi

10 Tahun Polemik Qanun Bendera, Ini Pandangan Akademisi

Jum`at, 24 Maret 2023 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Zulkarnaini

Saddam Rafsanjani Dosen Imu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bendera Aceh selalu menjadi topik yang hangat di kalangan masyarakat Aceh. Namun pada kenyataannya, bendera tersebut bukanlah masalah substansial yang penting bagi masyarakat Aceh.

Banyak yang bertanya-tanya mengapa masalah ini terus berlarut-larut hingga saat ini. 

Menurut Saddam Rafsanjani Dosen Imu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, masalah ini lebih pada masalah sikap sebagian elit Aceh yang cenderung mengutamakan kepentingan kelompok.

“Pada hakikatnya,bendera bukanlah masalah subtansial masyarakat Aceh.Kenapa bisa berlarut? Ini lebih pada masalah egotistical elit Aceh,” kata Saddam Rafsanjani kepada DIALEKSIS.COM, Jumat (24/3/2023).

Menurut Saddam, sebenarnya, masalah ini sangat sederhana, yaitu terletak pada pada desain bendera, agar ini tidak terlalu lama berpolimik maka bisa disesuaikan. 

“Elit Aceh harus segera menyelesaikan polemik ini dengan legowo, artinya jika pemerintah pusat mempermasalahkan desainnya, ya tinggal menyesuaikan. Tidak perlu kekeuh, bendera tidak membuat rakyat sejahtera”.

Lebih lanjut Saddam mengatakan, elit seharusnya memfokuskan perhatiannya pada isu-isu pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh. 

Masalah kemiskinan, pengangguran, dan pendidikan, serta masalah sosial-ekonomi lainnya sangat penting dan harus menjadi prioritas bagi elit Aceh dalam memajukan daerah mereka.

Elit Aceh kata Saddam, memiliki peran penting dalam mengatasi masalah-masalah ini. Mereka memiliki pengaruh dan akses yang lebih besar terhadap sumber daya dan kekuasaan, sehingga dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam upaya memajukan Aceh.

“Elit harusnya bisa lebih berfokus pada upaya pembangunan Aceh. Kemiskinan, pengangguran, pendidikan, dan permasalahan sosial-ekonomi lainnya harus lebih mendapatkan perhatian,” ujar Saddam.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda