25 Grup Pawai Takbir Meriahkan Malam Idul Adha di Kota Banda Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Suasana malam Idul Adha di Kota Banda Aceh dengan pawai takbir. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Suasana malam Idul Adha di Kota Banda Aceh semakin semarak dengan kehadiran 25 grup pawai takbir yang mengelilingi pusat kota.
Amatan dialeksis.com, acara pawai takbir ini dimulai setelah salat Isya di Masjid Raya Baiturrahman, di mana para peserta yang terdiri dari berbagai usia dan latar belakang berkumpul untuk memulai pawai.
Dengan menggunakan kendaraan hias dan membawa obor, setiap grup berusaha menampilkan kreativitas terbaik mereka, diiringi lantunan takbir yang menggema di seluruh penjuru kota.
Adapun rute pawai takbiran keliling dimulai dari Masjid Raya Baiturrahman, melalui Simpang Kodim, Simpang Peuniti, Simpang Surabaya, Simpang Jambo Tape, Simpang Lima, Simpang Kodim, dan kembali ke Masjid Raya Baiturrahman.
Penjabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap partisipasi masyarakat dalam pawai takbir ini.
"Acara ini tidak hanya sebagai bentuk perayaan keagamaan, tetapi juga sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan," ujarnya.
Bustami Hamzah mengatakan bahwa perayaan Idul Adha adalah momentum penting untuk mengoreksi diri terkait ketakwaan kepada Allah SWT.
Melalui ibadah kurban, kata Bustami, umat islam akan mengenang kisah Nabi Ibrahim AS yang menyimbolkan dan mencontohkan ketakwaan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
"Maka, bagi umat Islam yang mampu, dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban," ujarnya.
Menurutnya, pada dasarnya, penyembelihan kurban ini mengandung dua nilai, yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial.
Kesalehan ritual berarti dengan berkurban, umat Islam telah melaksanakan perintah Allah yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah SWT. Sedangkan nilai kesalehan sosial, karena kurban mempunyai dimensi kemanusiaan yang terwujud jelas dalam pembagian daging kurban.
"Melalui pembagian hewan kurban ini, kita dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan terhadap masalah sosial, dan mengajarkan sikap saling menyayangi antar sesama," imbuhnya.
Berkaitan dengan hal itu, Bustami mengajak masyarakat Aceh untuk juga meningkatkan partisipasi dalam pembangunan demi kemaslahatan dan perdamaian di Aceh tercinta ini.
"Ingatlah bahwa kesuksesan pembangunan Aceh bukan hanya terletak pada pundak pemerintah saja, melainkan kita semua memiliki andil untuk membangun. Apapun kedudukan kita, profesi kita, dan posisi kita dalam masyarakat, kita semua memiliki peran dalam membangun Aceh yang kita cintai ini," ujarnya.
Para peserta pawai yang datang dari berbagai kecamatan di Banda Aceh menampilkan beragam atraksi, mulai dari seni tari tradisional, pertunjukan musik islami, hingga teatrikal yang mengisahkan sejarah Nabi Ibrahim dan Ismail.
Kreativitas dan semangat yang ditunjukkan oleh setiap grup mendapat sambutan hangat dari ribuan penonton yang memadati jalanan.
Salah satu peserta pawai, Zulkifli, mengungkapkan kebahagiaannya bisa ikut serta dalam pawai takbir tahun ini.
"Ini adalah momen yang sangat berharga bagi kami untuk berkumpul dan merayakan Idul Adha dengan penuh sukacita. Semoga tradisi ini terus berlangsung dan semakin meriah setiap tahunnya," pungkasnya.