kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Masih Kunonya Bank Aceh Syariah Dalam Menggunakan Teknologi

Masih Kunonya Bank Aceh Syariah Dalam Menggunakan Teknologi

Jum`at, 07 Februari 2020 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indra Wijaya

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bank Aceh Syariah, yang merupakan bank daerah provinsi Aceh masih belum bisa menggunakan teknologi yang berkembang pesat saat ini.

Hal tersebut dibuktikan dengan belum adanya mbanking, fasilitas e-money, dan pengelolaannya belum berbasis digital.

Pada 6 Agustus 2019, Plt Gubernur, Nova Iriansyah, memberikan ultimatum kepada Bank Aceh Syariah (BAS) haru memiliki layanan digital hingga tenggat waktu akhir Desember 2019.

"hingga Akhir Desember 2019, BAS diharapkan sudah established (mapan) dalam penggunaan teknologi informasi," harap Nova, pada Hari Ulang Tahun BAS, di Kantor Pusat Bank Aceh Syariah, Batoh, Banda Aceh, Selasa (6/8/2019).

Lalu ultimatum kedua dilakukan pada tanggal 3 Februari 2020, saat pelantikan direksi baru Bank Aceh Syariah. Total aset yang dimiliki oleh BAS sendiri mencapai Rp26 Triliun dan simpanan pihak ketiga ada Rp 23 Triliun.

Menanggapi hal tersebut, BAS sendiri abai terhadap perkembangan trend teknologi cashless society dan pertumbuhan pesat e-commerce dan fintech.

Mereka masih bangga dengan pola perbankan jadul dengan banyaknya Kantor Cabang dan jumlah ATM. Dampak yang diterima oleh BAS sendiri karena masih Gabtek ialah lambatnya transaksi nasabah, Inefisien Cost, dan Miss opportunity bisnis (hilangnya peluang bisnis).

Hal ini jika terus berlanjut, bisa jadi nasabah BAS sendiri bisa lari ke bank lain, yang penggunaan lebih efisien dan mengikuti perkembangan arus teknologi.

Berikut daftar modal BAS. Pemerintah Provinsi Aceh 61%, Pemerintah Kabupaten Se-Aceh 35,20%, dan Pemerintah Kota Se-Aceh ada 3,80%. (IDW)

Keyword:



riset-JSI
Komentar Anda