Aceh Kehilangan 10.610 Hektare Tutupan Hutan
Font: Ukuran: - +

Ilustrasi. Foto: Net
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) turut serta memantau kondisi hutan Aceh sejak 2015 menggunakan citra satelit hingga hari ini.
Pemantauan tersebut menggunakan metode penginderaan jauh dengan interpretasi visual manual citra satelit yaitu Landsat 8, Sentinel 2 dan Planet Scope serta dibantu dengan data peringatan dini kehilangan pohon (Glad Alert) dari Global Forest Watch (GFW). Pemantauan tersebut menghasilkan informasi kehilangan tutupan hutan Aceh.
Hasil temuan terutama di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) diverifikasi di lapangan, memanfaatkan drones dan menggunakan citra satelit resolusi tinggi, Planetscope, dan Google Earth.
Berdasarkan hasil pemantauan terbaru yang dilakukan oleh Yayasan HAkA, telah terjadi kehilangan tutupan hutan sebesar 10.610 Ha di Provinsi Aceh sepanjang 2024. Angka kehilangan tutupan hutan tersebut mengalami kenaikan sebesar 19 persen atau 1.705 Ha dibandingkan dengan yang terjadi pada 2023.
Tren laju kehilangan tutupan hutan di Provinsi Aceh terus mengalami penurunan hingga setiap tahunnya. Pada 2024 ini tutupan hutan Aceh tersisa 2.936.525 Ha.
Lukmanul Hakim, Manager GIS Yayasan HAkA menyebutkan Aceh Selatan masih menjadi kabupaten penyumbang kehilangan tutupan hutan terbesar selama 3 tahun terakhir.
“Kami memperkirakan Aceh Selatan telah kehilangan tutupan hutan seluas 1.357 Ha sepanjang 2024,” sebutnya, pada acara launching Buku dan Talkshow “Dua Dekade Deforestasi Aceh: dari Hilangnya Hutan hingga Menurunnya Kesejahteraan” di Aula BPS Provinsi Aceh, Selasa (25/2/2025).
Aceh Timur menjadi penyumbang kehilangan tutupan hutan terbesar kedua dengan luas 1.096 Ha, kemudian disusul oleh kabupaten Kota Subulussalam dengan luas kehilangan tutupan hutan sebesar 1.040 Ha.
Di samping perlu antisipasi akibat dari kenaikan deforestasi yang meningkat pada tahun ini, Peningkatan kehilangan tutupan hutan di Aceh, khususnya di KEL dan TNGL, menunjukkan tekanan serius terhadap kawasan konservasi dan ekosistem yang memiliki nilai ekologis tinggi. Perlunya langkah-langkah mitigasi dan penegakan hukum yang lebih ketat untuk melindungi kawasan hutan, terutama di suaka Margasatwa Rawa Singkil dan TNGL, yang merupakan kawasan dengan fungsi ekologis penting.
Pada periode 2024 ini kehilangan tutupan hutan di KEL meningkat sebesar 17.41 persen atau 845 Ha dibandingkan periode tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil pemantauan, kehilangan hutan di Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil masih terus terjadi. Secara akumulatif, dari tahun 2020 - 2024, SM Rawa Singkil telah kehilangan hutan seluas 2.181 Ha.
Hal tersebut sangat disayangkan mengingat KEL merupakan tempat terakhir di dunia di mana Orangutan Sumatra, Badak Sumatera, Gajah Sumatra dan Harimau Sumatra hidup berdampingan di alam liar.
Berita Populer

.jpg)