Aceh Tengah Dikepung Longsor Dan Banjir
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM |Takengon - Aceh Tengah dalam sebulan terahir ini menjadi kawasan musibah. Banjir terjadi di mana mana ketika negeri itu diguyur hujan. Air tergenang hampir disetiap sudut kota. Longsor menghiasi negeri perbukitan ini.
Transportasi macet. Badan jalan tertimbun matrial longsor. Musibah itu bagaikan sudah tidak asing lagi di telinga. "Hari ini dimana badan jalan tertimpun longsor?" pertanyaan itu kerap dilontarkan masyarakat. Ruas jalan Takengon- Bireun misalnya, di KM 92 kawasan Merie Satu (Perbatasan Aceh Tengah- Bener Meriah) merupakan ruas jalan langganan longsor.
Hampir setiap saat dimusim penghujan, ruas jalan negara daerah penghasil kopi ini paling sering tertimbun longsor. Di sisi jalan ini merupakan perbukitan (kebun rakyat) yang kondisi tanahnya sangat labil, setelah dikeruk untuk pelebaran jalan.
"Sampai hari ini kita masih bekerja dilapangan. Terpaksa kita lakukan buka tutup, untuk memperlancar lalulintas di KM 92," sebut Thamrin, kepala BPBD Aceh Tengah, menjawab media ini, Selasa (11/12/2018). Menurutnya ruas jalan itu baru saja dibersihkan,namun kembali tertutup timbunan longsor.
Dampak longsor ini bukan hanya antrian panjang dengan sistim buka tutup. Ada satu kenderaan minibus yang sempat tertimbun longsor. Walau tidak parah, namun mobil ini mengalami kerusakan, dan harus dibantu untuk keluar dari perangkap lumpur.
"Bukan hanya disini yang tertimbun longsor, sebelumnya alat berat dikerahkan ke Pamue. Namun setelah alat berat sampai disana, longsor juga terjadi di KM 92. Semuanya membutuhkan penanganan," kata Thamrin.
Selain longsor, ketika hujan turun, kawasan perkotaan itu dikepung banjir. Luapan air tidak mampu tertampung di parit. Drainase dalam perkotaan itu tidak mampu menampung debit air yang tinggi. Air yang seharus bermuara ke sungai dan bibir danau ini, merayap ke perumahan penduduk dan jalan raya.
Jalan raya diseputaran Kota Takengon, ketika hujan lebat, bagaikan kolam. Air tergenang di mana mana, baru akan surut setelah hujan reda. Namun ada dibeberapa titik airnya masih tetap mengenangi jalan, walau tidak lagi hujan. (Baga)