kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Akademisi USK Ragu dengan Angka Kemiskinan Aceh yang Dilaporkan Turun

Akademisi USK Ragu dengan Angka Kemiskinan Aceh yang Dilaporkan Turun

Sabtu, 06 Agustus 2022 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Syiah Kuala (USK), Dr Syukriy Abdullah. [Foto: IST]

DIALEKSIS.COM | Aceh - Baru-baru ini Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data terbaru terkait profil kemiskinan di Aceh. Dalam laporan itu, tercatat jika selama periode September 2021 hingga Maret 2022, persentase penduduk miskin di Aceh turun dari 15,53 persen menjadi 14,64 persen, atau turun sebesar 0,89 persen.

Menurut Kepala Bappeda Aceh, T. Ahmad Dadek, turunnya angka kemiskinan hingga 0,89 persen yang kini tersisa 14,64 persen menjadi yang terbesar dalam sejarah Aceh. Di mana pada September 2019, angka kemiskinan Aceh juga turun ke angka 14,99 persen.

Menanggapi hal itu, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Syiah Kuala (USK), Dr Syukriy Abdullah meragukan data kemiskinan yang dikeluarkan oleh BPS itu.

Karena, menurutnya, selama pendemi COVID-19 membuat banyak masyarakat bertambah lebih miskin atau tidak sejahtera.

"Secara logika tidak mungkin orang sejahtera dengan adanya pandemi, karena selama 2 tahun terakhir Covid banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan, otomatis pendapatan berkurang," jelasnya kepada Dialeksis.com, Sabtu (6/8/2022).

Menurut Syukriy, data tersebut kurang tepat, seharusnya BPS menjelaskan metodologi yang digunakan dalam menghitung persentase kemiskinan.

"Bagaimana mungkin dalam kondisi seperti ini, harga BBM naik, bahan pokok naik. Kalau saya lihat sekarang orang miskin semakin bertambah, sekarang pengangguran juga meningkat," jelasnya lagi.

Kemudian, berdasarkan data Satgas Covid-19 mencatat hingga 14 Juli 2021, jumlah pasien Covid-19 dari kelompok pria yang meninggal mencapai 54,6%. Sedangkan pasien wanita yang meninggal karena Covid-19 sebesar 45,4%.

"Jika yang meninggal lebih banyak laki-laki dewasa, otomatis dia seorang ayah, pencari nafkah utama keluarganya. Maka kemampuan ekonomi keluarga yang ditinggalkan secara umum akan mengalami kemerosotan," kata Dr Syukriy.

Dikutip dari data yang dipublikasi Pemerintah Aceh, selama periode tahun 2017 sampai dengan 2021, persentase penduduk miskin di Aceh menunjukkan kecenderungan menurun. Pada Maret 2017, persentase penduduk miskin Aceh mencapai 16,89 persen. Angka ini turun menjadi 15,92 persen pada September 2017. Kenaikan persentase penduduk miskin terjadi pada Maret 2018 yaitu menjadi 15,97.

Pada periode September 2018 sampai dengan Maret 2020 persentase penduduk miskin di Aceh menunjukkan penurunan, yaitu dari 15,68 persen (September 2018), 15,32 persen (Maret 2019), 15,01 persen (September 2019), 14,99 persen (Maret 2020) sementara pada September 2020 naik menjadi 15,43 persen.

Selanjutnya, pada Maret 2021 turun menjadi 15,33 persen. Kemudian, pada September 2021 mengalami kenaikan menjadi 15,53 persen. Kenaikan itu terjadi karena faktor pandemi covid-19 yang mendera dunia, termasuk Aceh.

Terakhir, kini angka terbaru pada Maret 2022, persentase penduduk miskin mengalami penurunan menjadi 14,46 persen.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda