kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Aktivis Mahasiswa Permahi Desak Pemerintah Atasi Kenaikan Harga Beras

Aktivis Mahasiswa Permahi Desak Pemerintah Atasi Kenaikan Harga Beras

Senin, 11 September 2023 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketua Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Cabang Aceh Muhammad Rifqi Maulana


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Cabang Aceh Muhammad Rifqi Maulana mengatakan Pemerintah Daerah perlu merespon cepat lonjakan harga beras, rata-rata kenaikan harga beras berkisar Rp10.000 hingga Rp20.000 lebih untuk beras kemasan 25 kilogram.

Sementara harga beras yang dijual per liter, mengalami kenaikan Rp 500, Naiknya harga beras ini dikeluhkan pedagang hingga pembeli. Harga beras di Pasar Gampong Baro, Baiturahman, Kota Banda Aceh, merangkak naik hingga Rp200.000,-.

Kenaikan tersebut dikarenakan berkurangnya pasokan beras kepasaran. Misal kebutuhan pokok beras yang isinya 15 kg pada bulan februari 2023 harganya Rp 172 ribu. pada bulan juni harganya Rp 182 ribu naik lagi pada bulan agustus 2023 harga menjadi Rp192 ribu dan bulan september 2023 sekarang ini harga beras 15 kg menjadi Rp 205 ribu.

“Ini menunjukkan harga mencapai 20%, kalau beras sudah naik 20 maka akan naik barang kebutuhan pokok lainnya,” katanya.

Muhammad Rifqi Maulana meminta agar Dinas Koperasi dan Perdagangan (Diskoperdag) serta Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Provinsi Aceh segera mengambil langkah-langkah konkret untuk menangani masalah ini. 

Menurutnya, situasi ini memerlukan tanggapan serius terutama mengingat kenaikan harga beras dipicu oleh musim kemarau yang durasinya belum pasti.

Dia meminta Bidang Ketahanan Pangan untuk segera bertindak. Stok beras dalam ketahanan pangan harus dimanfaatkan untuk menstabilkan harga dan mengatasi potensi kelangkaan. 

"Penggunaan stok dalam ketahanan pangan dapat membantu menekan lonjakan harga dan mengantisipasi kelangkaan,” katanya. 

Perbaikan sistem irigasi juga menjadi penting dalam kondisi saat ini. Irigasi memiliki peran kunci sebagai sumber air selama musim kemarau. 

"Kerusakan dalam sistem irigasi saat ini akan berdampak negatif pada produksi dan hasil panen padi, yang pada gilirannya meningkatkan harga beras,” kata Maulana.

Rifqi mendesak Dinas Pertanian untuk melakukan perbaikan pada sistem irigasi, karena irigasi yang efisien akan membantu menjaga hasil panen saat musim kemarau tiba. 

"Pentingnya perhatian pada perbaikan irigasi telah diingatkan sejak dulu, namun respons dari dinas terkait belum memadai hingga saat ini," katanya.

Untuk meredam kenaikan harga beras, Permahi meminta Dinas Perdagangan untuk mengimplementasikan operasi pasar. 

"Saya mengharapkan dan akan mendorong Dinas Perdagangan untuk melaksanakan operasi pasar,“ katanya.

Operasi pasar ini diharapkan dapat membantu warga ekonomi menengah ke bawah, guna mendapat bahan pangan dengan murah dan terjangkau. Selain itu operasi pasar ini untuk menekan inflasi.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda