kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Alami El Nino, Petani Padi di Aceh Beralih ke Tanaman Ubi Rambat

Alami El Nino, Petani Padi di Aceh Beralih ke Tanaman Ubi Rambat

Minggu, 06 Agustus 2023 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Fenomena alam El Nino yang berujung kekeringan dan cuaca panas telah mengusik kenyamanan petani di kawasan Provinsi Aceh. Pasalnya kondisi itu dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman pangan dan palawija yang merupakan sumber pendapatan mereka.

Untuk bersahabat dengan musim kekeringan tersebut, para petani harus lebih jeli memanfaatkan keadaan. Misalnya mereka harus menyesuaikan letak lahan, jenis tanaman dan cuaca yang sedang dihadapi.

Di Desa Suka Makmur, Saree, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar misalnya, warga harus beralih ke tanaman ubi rambat (ketela) untuk menyesuaikan keadaan.

Dari bisanya menanam padi di lahan sawah setempat, kini beralih menanam ketela. Padahal perkampungan yang di apit oleh pegunungan Seulawah Inong di sisi timur dan pegunungan Seulawah Agam sebelah barat itu terkenal kawasan subur.

Tapi karena perubahan iklim mikro saat musim kemarau mereka harus memilih menanam ketela atau palawija lainnya. Karena ketersediaan air dari gunung berapi Seulawah Agam itu tidak bisa menetralisir hawa panas El Nino saat siang hari.

"Ketersediaan air mungkin memadai untuk bagian akar tanaman padi, tapi kebutuhan udara seperti musim hujan tidak mencukupi untuk daun atau bagian atas tanaman padi. Apa lagi di musim gadu seperti ini rawan serangan hama penyakit," kata Basri, petani di kawasan Saree,Sabtu (5/8/2023), dikutip dari Media Indonesia.

Muhammad Amin, praktisi pertanian dan tokoh masyarakat Saree, Kecamatan Lembah Seulawah mengatakan, beralih menanam dari padi ke ubi rambat di lahan sawah setempat saat musim gadu, sudah menjadi kebiasaan petani setempat. Karena hasil produksi ubi rambat yang bisa mencapai 15 ton per hektare menjadi sumber pendapatan warga Saree.


Apalagi jalur nasional sepanjang melintasi perkampungan Saree merupakan kawasan kuliner khas yang berbagai baku ubi rambat dan singkong. Hasil produksi ubi di lahan sawah dan kebun petani lereng gunung itu langsung diolah menjadi keripik, cakar ayam tape dan lainnya.

"Bersahabat dengan fenomena alam El Nino dengan cara beralih tanam padi ke ubi rambat. Jadi di musim penghujan mencari beras untuk kebutuhan pangan pokok dan musim kemarau menghasilkan bahan kuliner jualan untuk menutupi kebutuhan keluarga sekaligus biaya pendidikan anak," tutur Muhammad Amin, yang juga Kepala SMK Pembangunan Pertanian Negeri Saree. 

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda