Aminullah Minta BSI Dukung UMKM di Aceh
Font: Ukuran: - +
Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman meminta Bank Syariah Indonesia (BSI) memberikan dukungan untuk dunia usaha di Aceh dan mendorong pembiyaan dunia usaha, termasuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar terus berkembang.
Permintaan tersebut disampaikan Aminullah Usman saat menghadiri acara Gathering Agen BSI Smart, Selasa (19/10/2021) malam di Hotel Kyriad Muraya.
Didepan Direktur Retail Banking BSI Kokok Alun Akbar, Kepala BI Perwakilan Aceh Archis Sarwani, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Aceh Mawardi, Kepala Ombudsman Taqwadin Husin, Kepala Divisi Brilink BRI Kicky Andrie Davetra, Perwakilan OJK Moishe Sofian dan sejumlah pejabat BSI yang hadir, wali kota yang juga Ketum MES Provinsi Aceh ini menjelaskan sekilas sektor dunia usaha di Banda Aceh dan Aceh secara keseluruhan sempat kesulitan karena pandemi Covid-19.
Ia juga memaparkan perkembangan dan kendala yang dihadapi pelaku UMKM. Katanya, saat di Banda Aceh terdapat 16.950 unit UMKM (Data September 2021). Jumlah tersebut meningkat pesat jika dibandingkan sebelum dirinya menjabat sebagai wali kota, yakni 8.580 UMKM (Tahun 2016).
“Alhamdulillah dengan dukungan dan kerja keras Pemko Banda Aceh, saat ini UMKM jumlahnya jadi 16.950 UMKM. Meningkat pesat hingga 99%,” ungkap mantan Dirut BPD Aceh itu.
Katanya, UMKM tersebut butuh akses pembiayaan agar mereka dapat terus bertahan dan berkembang. Selama ini sempat mengalami kesulitan karena terdampak pandemi Covid-19.
“Dan selama ini, kita sudah dukung pembiayaannya lewat Lembaga Keuangan Mikro Syariah milik Pemko, yakni Mahirah Muamalah. Tentunya akan lebih baik jika perbankan seperti BSI juga memberikan bantuan pembiayaan untuk mereka,” kata Aminullah.
Harapan lainnya, dalam kesempatan ini wali kota juga menyinggung soal fasilitas dan layanan untuk mendukung kegiatan ekspor dan impor.
“Dulunya ini dijalankan bank konvensional, tentunya ini harus dijalankan BSI untuk memudahkan pelaku usaha saat melakukan transaksi dengan pelaku usaha dari luar negeri. Saya yakin ini hal yang mudah dilakukan bank sebesar BSI,” pinta Aminullah.
Harapan lainnya, BSI dapat memberikan edukasi kepada masyarakat Aceh akan keunggulan-keunggulan sistem ekonomi syariah. Ia pun mengajak BSI berkolaborasi dengan pemerintah, lembaga keuangan lainnya dan dengan organisasi Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang ia pimpin.
Kemudian ia juga menyampaikan soal kemudahan yang didapat kan masyarakat Aceh daei bank konvensional harus juga didapatkan dari BSI.
“Ini penting agar masyarakat kita tidak hilang kesempatan,” ujarnya.
Terkait dengan program BSI Smart, Wali Kota menyambut baik dan memberikan apresiasi. Menurutnya, apa yang dilakukan BSI merupakan program yang sinergis dengan Pemko Banda Aceh yang saat ini merupakan salah-satu kota pilot project di Indonesia dalam program smart city.
“Saat ini Banda Aceh merupakan salah-satu dari 100 kota smart city yang ditetapkan pemerintah pusat. Visinya menjadikan kota pintar Islami yang inovatif dan kompetitif. Tentunya BSI Smart ini selaras dengan program kota pintar Banda Aceh,” kata Aminullah.
Lanjutnya, sejauh ini Banda Aceh terus berupaya meningkatkan layanan kepada masyarakat melalui enam komponen smart city, yakni smart living, smart economy, smart governance, smart society, smart environment dan smart branding.
Sebelumnya, Direktur Retail Banking BSI Kokok Alun Akbar mengatakan melalui BSI Smart pihaknya berharap menjadi salah satu fasilitas kemudahan yang dapat diakses masyarakat Aceh.
BSI Smart, lanjutnya merupakan layanan keuangan laku pandai BSI (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif) yang dapat melayani kebutuhan masyarakat, seperti pembukaan rekening, setor dan tarik tunai, transfer, pembayaran token listrik PLN dan penyaluran dana non tunai untuk bantuan sosial untuk mendukung program pemerintah.
Sementara itu, Kepala BI Perwakilan Aceh Achris Sarwani yang juga menyampaikan sambutannya sangat berharap BSI dari waktu ke waktu bisa terus berinovasi dan dimulai dari Aceh.
“Kita ingin melihat Aceh sebagai tolak ukur kesuksesan sistem keuangan syariah di Indonesia,” harapnya. []