Minggu, 07 September 2025
Beranda / Berita / Aceh / Aplikasi iPustaka dan iPusnas Permudah Akses Buku Digital Masyarakat Aceh

Aplikasi iPustaka dan iPusnas Permudah Akses Buku Digital Masyarakat Aceh

Kamis, 04 September 2025 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Kepala Bidang Layanan Pustaka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Zulfadli. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Perkembangan minat baca masyarakat Aceh dalam dua hingga tiga tahun terakhir menunjukkan tren peningkatan. 

Namun, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh menilai masih diperlukan berbagai inovasi dan kegiatan kreatif untuk benar-benar menguatkan budaya literasi hingga ke daerah-daerah.

Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Layanan Pustaka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Zulfadli, saat ditemui media dialeksis.com di Banda Aceh, Kamis (4/9/2025).

“Kalau kita lihat perkembangan literasi secara umum, memang ada kenaikan dalam 2-3 tahun ini. Walaupun secara kabupaten/kota masih perlu banyak kegiatan dan inovasi untuk peningkatan minat baca,” ujar Zulfadli. 

Menyadari perubahan pola masyarakat yang semakin dekat dengan teknologi, Perpustakaan Aceh juga menyediakan layanan berbasis digital. Melalui aplikasi iPustaka Aceh dan iPusnas, masyarakat bisa mengakses koleksi e-book tanpa harus datang langsung ke perpustakaan.

“Kalaupun tidak sempat berkunjung, masyarakat tetap bisa meminjam dan membaca buku lewat aplikasi. Jadi akses literasi kita tidak lagi terbatas pada ruang fisik,” ujarnya.

Dengan berbagai inovasi ini, pihaknya berharap masyarakat Aceh, terutama siswa, mahasiswa, hingga masyarakat umum, semakin senang berkunjung ke perpustakaan.

“Harapan kami, dengan kegiatan yang variatif, masyarakat melihat perpustakaan sebagai tempat yang hidup, menyenangkan, dan bermanfaat. Karena literasi bukan hanya soal membaca buku, tapi juga bagian dari meningkatkan kualitas hidup masyarakat Aceh ke depan,” katanya. 

Menurut dia, seluruh kegiatan literasi pada dasarnya berorientasi pada dua hal besar yang menjadi ukuran pembangunan jangka panjang, yakni peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Tingkat Gemar Membaca (TGM).

“Itu menjadi tolok ukur nantinya. Jadi semua kegiatan literasi tujuan akhirnya untuk meningkatkan kedua unsur tadi,” katanya.

Sejumlah program telah dijalankan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh untuk mendorong tumbuhnya minat baca, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

“Kita lakukan gerakan membaca di kabupaten/kota, juga lomba-lomba bercerita, berdongeng, baca puisi, hingga pantun. Selain itu, ada juga pelatihan inklusi sosial, pementasan seni di gedung perpustakaan, sampai menjadikan ruang perpustakaan sebagai tempat rekreasi literasi,” ujarnya.

Tidak hanya itu, layanan literasi juga digerakkan hingga pelosok desa. “Setiap kabupaten/kota rata-rata punya mobil pustaka keliling, bahkan ada juga motor pustaka. Itu untuk menjangkau masyarakat di perdesaan dan pedalaman,” tambahnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Perpustakaan Aceh mulai memperkenalkan program baru yang lebih dekat dengan generasi muda. Salah satunya adalah Teater Libri, sebuah ruang dengan kapasitas 75 orang yang dilengkapi sistem suara dan akustik standar, digunakan untuk pemutaran film dokumenter maupun edukasi.

“Kita bekerja sama dengan Festival Dokumenter Aceh untuk memutar film-film produksi mereka. Ternyata Teater Libri ini sangat diminati. Penonton pun kita atur sesuai aturan syariah, dengan pintu masuk laki-laki dan perempuan yang terpisah serta pengawasan di dalam ruangan,” jelasnya.

Selain itu, perpustakaan juga menghadirkan Garden Library di lantai empat gedung. Fasilitas yang menyerupai kafe ini dirancang sebagai ruang santai dengan pojok baca yang nyaman.

“Kalau di rooftop itu kita sebut Garden, Sifatnya rekreasi, orang bisa bersantai, membaca, sekaligus menikmati suasana. Jadi, perpustakaan tidak lagi kaku, tapi jadi tempat yang menyenangkan,” pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Redaksi

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
pelantikan padam
sekwan - polda
damai -esdm
bpka