DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Program Studi Arsitektur Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar pameran instalasi bertajuk “Exhibition Walk: Menelusuri Instalasi Maket Archixpo 2025” pada Kamis (22/5/2025), bertempat di Lobby VIP Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh.
Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian ARCHIXPO 2025 dengan tema besar “Symphony”, dan diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HIMARSI USK).
Ajang ini menjadi ruang ekspresi kreatif bagi mahasiswa Arsitektur USK untuk menampilkan karya maket hasil pembelajaran mereka di berbagai tingkatan studio perancangan.
Maket milik salah satu peserta pameran. Foto: Muntazir/Dialeksis“Selain yang ingin ditonjolkan itu adalah maket-maketnya, pameran ini juga menjadi wadah kreatifitas mahasiswa arsitektur Unsyiah. Jadi, kita tuh pengen masyarakat umum tuh bisa melihat desain-desain kami,” ujar Hazel Arrafif, Ketua Panitia ARCHIXPO 2025, saat ditemui wartawan Dialeksis di lokasi kegiatan.
Maket-maket yang dipamerkan merupakan hasil tugas akhir dari mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur, yang mencakup tingkatan 1 hingga 5. Setiap tingkatan merepresentasikan jenjang pembelajaran yang semakin kompleks dalam dunia arsitektur mulai dari pemahaman dasar bentuk dan ruang, hingga penerapan desain yang memperhatikan skala, fungsi, dan estetika bangunan.
“Yang di dalam itu, punya Studio Perancangan Arsitektur 2 sampai 5. Itu yang udah lebih advance gitu. Kalau yang di sini itu, rancangannya lebih fokus ke bagian interiornya,” kata Dayan Ibrahim, salah satu anggota panitia ARCHIXPO 2025, sembari menunjukkan maket miliknya.
Menurut keterangan Hazel Arrafif, kegiatan ini dirancang tidak hanya sebagai sarana memamerkan karya, tetapi juga memperkenalkan filosofi arsitektur klasik kepada publik.
Konsep Firmitas (kekukuhan struktural), Utilitas (fungsionalitas praktis), dan Venustas (keindahan estetika) yang diperkenalkan oleh Vitruvius menjadi pilar utama dalam setiap desain yang ditampilkan.
“Jadi kan di setiap desain bangunannya itu, ada fungsinya. Di setiap bentuknya itu, ada filosofinya,” jelas Hazel lebih lanjut, menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap konsep desain dalam pendidikan arsitektur.
Antusiasme terhadap kegiatan ini cukup tinggi. Dalam buku tamu yang tersedia, tercatat sebanyak 133 pengunjung telah hadir hingga siang hari. “Itu belum termasuk pengunjung lain sesudah kalian ya,” ujar seorang panitia yang bertugas mencatat kehadiran tamu.
Para pengunjung tengah melihat-lihat maket dalam Exhibition Walk Menelusuri Instalasi Maket Archixpo 2025. Foto: Muntazir/DialeksisBegitu memasuki lobi utama gedung, pengunjung langsung disambut deretan maket bangunan dari berbagai skala dan tipe, terletak rapi di atas meja-meja pameran. Beberapa pengunjung tampak serius membaca laporan rancangan yang diletakkan di samping setiap maket, sementara yang lain sibuk berswafoto dan mengabadikan momen.
Melalui ARCHIXPO 2025, para mahasiswa tidak hanya diberi ruang untuk mengekspresikan gagasan desain mereka, tetapi juga untuk berkomunikasi langsung dengan publik, menjelaskan makna di balik setiap maket yang ditampilkan.
Ajang ini menjadi media belajar yang hidup, tempat teori dan praktik bertemu, dan masyarakat luas menjadi bagian dari proses edukatif itu sendiri.