kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Banda Aceh Akan Olah Sampah Menjadi Listrik

Banda Aceh Akan Olah Sampah Menjadi Listrik

Jum`at, 01 Juni 2018 01:54 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ditengah - tengah rasa putus asa warga Banda Aceh akan pemadaman listrik karena pasokan yang kurang, harapan baru muncul dari Pemerintah Kota Banda Aceh.

Dibawah kepemimpinan Aminullah, Pemerintah Kota Banda Aceh akan mengolah tumpukan sampah yang ada di TPA Gampong Jawa menjadi energi listrik. Sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) berkapasitas 10 mega watt pun akan dibangun di sana.

Komitmen tersebut disampaikan Wali Kota Banda Aceh Aminullah usai bertemu dengan Presiden Direktur PT Mega Power Mandiri Djoko Susanto dan CEO Aalborg Industri Indonesia Teddy Sujarwanto, Kamis (31/5/2018) di pendopo wali kota.

Pada kesempatan itu, Teddy Sujarwanto mempresentasikan tentang program PLTSa yang kini sudah beroperasi di TPA Sumur Batu, Bekasi. Kedua belah pihak juga membahas skema dan prosedur kerja sama pengelolaan sampah di Banda Aceh nantinya

Wali Kota Aminullah mengatakan pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan dirinya ke PLTSa Sumur Batu, Bekasi, beberapa waktu yang lalu. "Setelah berkunjung ke sama, kami menaruh harapan baru untuk memodernisasi pengelolaan sampah di Banda Aceh."

"Saat ini selama bulan puasa Banda Aceh setiap harinya menghasilkan sampah sekira 300 ton, bertambah 100 ton dari 200 ton pada hari normal. Tentu ini potensi yang sangat besar untuk kita olah menjadi energi listrik yang dapat kita manfaatkan untuk banyak hal ke depan," katanya.

Dengan pengelolaan sampah yang modern, kata Aminullah, Pemko Banda Aceh juga akan mendapat tambahan APBK, dan pihaknya hanya perlu menyediakan lahan sedangkan investasi lainnya ditanggung investor. "Proyek ini direncanakan dalam tahun ini juga, dan perangkat PLTSa ini sudah tersedia tinggal kita bawa pulang ke Banda Aceh jika semua hal terkait perizinan dan lain sebagainya sudah beres," katanya.

"Kami menyambut baik program PLTSa ini, dan berharap akan segera ada langkah konkret selanjutnya setelah pertemuan pada hari ini. Semoga program ini menjadi solusi terkait pengelolaan sampah di Banda Aceh, dan kita harapkan dapat berimbas pula pada sektor lainnya seperti peningkatan kesehatan warga dan terciptanya lingkungan yang semakin hijau," katanya lagi.

Sementara itu, Teddy Sujarwanto mengatakan TPA Gampong Jawa sangat strategis sebagai lokasi pembangunan PLTSa. "PLTSa berkapasitas 10 mega watt dapat kita bangun di sana, dan kami pastikan aman untuk lingkungan. Bahkan limbah dari rumah sakit juga bisa kita olah dengan mesin ini."

"Setelah tumpukan sampah yang sudah menggunung di TPA Gampong Jawa habis, maka akan kita bangun TPA modern terpadu yang hanya memerlukan lahan satu hektar saja. Lahan sisa nanti dapat digunakan Pemko Banda Aceh untuk pembangunan lain," katanya.

Ia juga mengatakan, dengan penggunaan PLTSa biaya pengelolaan sampah yang dikeluarkan akan jauh lebih murah. "Sementara listrik yang dihasilkan akan kita jual ke PLN dengan skema kerja sama tertentu, atau dapat kita gunakan sendiri untuk keperluan cold storage misalnya dan lain-lain. Dan PLTSa yang kita rancang ini dapat dengan mudah kita pindahkan jika diperlukan nantinya."

"Pemko Banda Aceh hanya perlu menyiapkan lahan dan perizinan di tingkat daerah. Soal perizinan di pusat kami yang akan mengurusnya," pungkasnya seraya menambahkan pada tahap lanjut, PLTSa ini dapat ditempatkan di setiap kecamatan dengan menggunakan mesin yang lebih kecil sehingga cost yang diperlukan juga akan lebih kecil. (Jun)

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda