DIALEKSIS.COM | Blangkejeren - 14 hari pasca bencana alam banjir bandang di Gayo Lues, masih banyak desa-desa yang terisolir karena akses jalan yang menghubungkan desa tersebut rusak parah dan tidak dapat dilalui.
Parahnya kerusakan yang terjadi di Gayo Lues, Pemkab tidak mampu jika harus membangun Kembali desa-desa yang ada di Gayo Lues dan dikhawatirkan Gayo Lues akan mengalami kemunduran seperti 20 tahun ke belakang.
“Seperti di Kampung Pasir dan Kampung Uyem Beriring, hampir 80 persen rumah-rumah di Kampung Pasir hanyut tergerus oleh banjir bandang. Begitu pula dengan Kampung Uyem Beriring, Remukut, Tetinggi,” ujar Bupati Gayo Lues, Suhaidi saat memimpin apel gabungan di Halaman Pendopo Bupati, Senin (8/12/2025).
Bupati menjelaskan, untuk Kecamatan Puteri Betung terdapat beberapa dusun yang rumah masyarakatnya hampir habis terbawa arus karena di terjang dahsyatnya banjir bandang seperti di Dusun Tetumpun dan Atu Sepit.
“Jika pembangunannya kita harapkan dari dana kabupaten saya yakin kita tidak mampu. Update per kemarin sore sudah 88 jembatan di seluruh Kabupaten Gayo Lues yang sudah tidak dapat kita fungsikan baik itu jembatan rangka baja, jembatan komposit dan jembatan gantung,” ujarnya.
Selain itu, 3000 lebih rumah warga serta 60 irigasi yang rusak harus dibangun kembali. Pembangunan tersebut tidak akan mampu dilakukan oleh Pemkab sendiri jika tidak ada intervensi dari Pemerintah Provinsi dan Pusat.
“Data jembatan yang kita terima ini adalah jembatan yang selama ini digunakan saudara-saudara kita untuk pergi bertani, berkebun, dan ke sentra-sentra produksi. Itu sudah hilang semua,” lanjutnya.
Bupati berharap, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat dapat membantu Kabupaten Gayo Lues untuk bangkit kembali dan berangsur melaksanakan pemulihan di seluruh wilayah di Gayo Lues. [z]