Kamis, 26 Juni 2025
Beranda / Berita / Aceh / Bertemu Warga, Farid Nyak Umar Ingatkan Soal Pergaulan Negatif Anak Muda

Bertemu Warga, Farid Nyak Umar Ingatkan Soal Pergaulan Negatif Anak Muda

Rabu, 25 Juni 2025 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar. Foto: dok DPRK


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar mengingatkan kepada warga mengenai pergaulan remaja di Banda Aceh, yang saat ini kian banyak dengan praktik-praktik negatif.

Hal itu disampaikan oleh Farid Nyak Umar, saat bertemu dengan perwakilan anak muda dan perempuan warga Kecamatan Kuta Alam, Sabtu (21/6/2025) di Cafe Tempoe Doeloe, Lampriet, Banda Aceh. Pertemuan itu dalam rangka reses Anggota DPRK Banda Aceh.

Di hadapan warga, Farid menyampaikan, saat ini pergaulan anak muda kian terkontaminasi dengan hal-hal negatif. Sehingga kondisi itu menimbulkan kecemasan bagi sejumlah kalangan.

Katanya, saat ini anak-anak perempuan yang nongkrong di warung kopi semakin banyak yang terlihat menghisap vape atau rokok eletrik.

“Dulu padahal perempuan duduk di warung kopi saja tabu. Tapi sekarang sudah duduk di warung kopi hingga larut malam, merokok lagi. Jadi instansi terkait perlu turun tangan menyikapi persoalan ini,” ujar Ketua DPD PKS Banda Aceh ini.

Oleh karena itu, Farid mengingatkan warga untuk menjaga anggota keluarganya, serta mengawasi kondisi lingkungan di sekitarnya.

Karena sekarang fenomena Open BO (prostitusi) dan hubungan sesama jenis semakin mengkhawatirkan. Bahkan, ditakutkan kondisi itu akan membawa dampak negatif kepada generasi muda Banda Aceh.

“Saya mendengarkan banyak masukan dan keluhan ketika bertemu para ulama, akademisi, tokoh masyarakat dan ibu-ibu pimpinan majelis taklim terkait fenomena pergaulan remaja yang sangat mengkhawatirkan. Dulu yang kayak-kayak gini (Open BO) tidak pernah kita bayangkan, tapi sekarang sudah ada di sekitar kita,” tambah Farid.

Dampak dari pergaulan negatif tersebut adalah semakin meningkatnya jumlah pengidap penyakit HIV/AIDS di Banda Aceh. Padahal, lanjut Farid, yang membawanya ini kebanyakan para pendatang dari luar Banda Aceh.

“Dari data yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan kepada kami, ada upaya untuk memperbanyak jumlah komunitas. Trend nya setiap bulan minimal ada 10 kasus baru. Bayangkan jika per Maret 2025 jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 553 kasus, di bulan Juni 2025 sudah tembus 580 kasus lebih. Mereka yang kebanyakan datang dari luar, kesannya berupaya untuk menularkan kepada warga Banda Aceh lainnya,” ujarnya.

Katanya, kondisi tidak bisa terus dibiarkan, harus ada pencegahan. Karena jika dibiarkan, konsekuensinya, akan menggangu pelaksanaan syariat islam di Banda Aceh.

Oleh karena itu, Farid mendorong Pemko Banda Aceh melalui Dinas Kesehatan sebagai leading sector dan didukung penuh oleh instansi terkait lainnya agar segera mengambil langkah pencegahan terhadap kondisi ini. Karena jika terus dibiarkan, maka praktik negatif ini akan terus tumbuh.

“Dari hasil evaluasi Komisi IV DPRK dengan Dinkes kota diperlukan tim terpadu lintas instansi dan sektoral untuk menangani persoalan ini. Perlu juga adanya regulasi khusus untuk memberikan proteksi bagi petugas yang melaksanakan skrining di lapangan. Kita jangan hanya jadi pemadam kebakaran yang datang saat sudah terjadi kebakaran. Tapi harus dicari akar masalahnya apa dan diselesaikan secara bertahap dan sistematis,” ujarnya.

Untuk penyakit menular seperti HIV/AIDS salah satu upaya pencegahannya dapat dilakukan pemeriksaan untuk calon pengantin, agar tidak menularkan kepada pasangan maupun anaknya.

Di akhir penyampaiannya, Farid Nyak Umar meminta warga supaya menjaga keluarganya masing-masing, menjaga sesama warga, khususnya generasi muda, demi menyelamatkan masa depan Banda Aceh.(*)

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
dpra