BI Ganti Rugi Uang Nasabah Korban Skimming ATM
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kerugian nasabah akibat pembobolan ATM dengan modus skimming yang terjadi di beberapa daerah, akan ditanggung oleh pihak Bank Indonesia (BI).
"Kemarin dari BI kan sudang ngomong juga, masyarakat yang mengalami kerugian nanti melapor dulu," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya kepada wartawan di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (18/3/2018).
Masyarakat yang rekeningnya kebobolan diimbau untuk melapor ke bank setempat. Pihak bank akan menelusuri apakah uang yang hilang itu akibat skimming atau bukan. "Kalau bisa dibuktikan itu (akibat skimming), nanti akan diganti (oleh bank-red)," katanya.
Pembobolan rekening terjadi di beberapa daerah belakangan ini. Di antaranta para nasabah BRI. Setelah ditelusuri, raibnya uang para nasabah ini akibat dibobol sindikat.
Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah menangkap 4 anggota sindikat pembobolan, terdiri dari 3 WN Rumania dan 1 WN Hungaria. Seorang lagi wanita Indonesia bernama Milah ini direkrut para WNA di Bali.
Setidaknya ada 64 bank berhasil dibobol para pelaku. Tiga belas di antaranya adalah bank di Indonesia, termasuk salah satunya BRI dengan kerugian Rp 18 miliar.
Modus Turis dan Bitcoin
Polisi menangkap empat WNA pembobol ATM dengan modus skimming. Sudah empat pelaku ditangkap, yaitu CAS (WN Rumania), RK alias LM (WN Rumania), IRL (WN Rumania), dan FH (WN Hungaria), dan satu WNI bernama Milah Karmila (29). Keempat WNA itu datang ke Indonesia mengunakan visa turis. Untuk melancarkan aksinya, pelaku kemudian menikahi warga Indonesia dan menjadikannya sebagai penghubung.
Para pelaku datang sebagai turis dan menikahi wanita WNI yang nanti bertugas membantu segala sesuatu kebutuhannya mulai dari mencarikan hotel hingga lokasi jaringan internasional. Para pelaku skimming membagi tugas operasional membobol 64 bank menjadi tiga kelompok saat menjalankan aksi. Ketiga kelompok itu adalah penyedia alat, operasional, dan pengambil uang.
Pelaku memasang sejumlah alat di ATM-ATM yang dianggap strategis untuk dilakukan skimmming. Setelah mendapatkan data dan mengambil uangnya, para pelaku skimming mengkonversi uang hasil pembobolan ATM dalam bentuk uang virtual.
Polisi sudah mengamankan sejumlah barang bukti berupa 1.484 kartu ATM, sejumlah alat skimming, 6 buku paspor, 1 laptop, sejumlah alat deep skimmer, 6 spy cam, 6 kartu memori, dan 5 hard disk. Para pelaku dijerat dengan tindak pidana pemalsuan sesuai dengan Pasal 263 dan 363 UU ITE dengan ancaman penjara maksimal 20 tahun.
Tips Aman Transaksi di ATMBank Indonesia (BI) meminta masyarakat berhati-hati dan peka saat bertransaksi di anjungan tunai mandiri (ATM). Deputi Direktur Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Eva Aderia mengatakan masyarakat yang ingin bertransaksi di ATM harus peka terhadap lingkungan setempat.
"Kami juga selaku pengawas dari Bank Indonesia kami senantiasa masuk ke perbankan masuk ke perbankan memastikan bahwa deteksi sistem yang ada di perbankan," kata Eva Aderia kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (17/3/2018).
BI memberikan beberapa tips aman bertransaksi di ATM. Pertama, datangi lokasi ATM yang dijaga ketat petugas keamanan. Kedua, menutup seluruh area tombol saat menekan PIN sebelum transaksi dimulai.
"Ketika melakukan transaksi tolong ditutup tangannya terus pastikan juga lakukan untuk bertransaksi di daerah-daerah yang sebaiknya ada penjaganya, ada satpamnya jadi kemungkinan bahwa orang melakukan perusakan di dalam mesin diperkecil," terang Eva.
Bank Indonesia terus meningkatkan edukasi perbankan kepada masyarakat bagaimana menggunakan ATM dengan kartu debet, terutama apabila ada oknum-oknum tertentu yang menghubungi para nasabah namun meminta data pribadi. Selanjutnya masyarakat juga harus meningkatkan kewaspadaan terhadap orang-orang sekitar saat berada di ATM. (sumber: online-news)