BMA dan Yayasan Aceh Hijau Gelar Pelatihan Manajemen dan Operasional Database Terintegrasi
Font: Ukuran: - +
Baitul Mal Aceh dan Yayasan Aceh Hijau bekerja sama untuk menyelenggarakan pelatihan manajemen dan operasional database terintegrasi dengan tujuan meningkatkan efisiensi penyaluran bantuan mustahik, Rabu (27/9/2023). [Foto: dok. BMA]
DIALEKSIS.COM | Aceh - Baitul Mal Aceh (BMA) dan Yayasan Aceh Hijau bekerja sama untuk menyelenggarakan pelatihan manajemen dan operasional database terintegrasi dengan tujuan meningkatkan efisiensi penyaluran bantuan mustahik, Rabu (27/9/2023).
Pelatihan ini dilaksanakan di Ruang Oproom Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen serta dihadiri peserta dari Kabupaten Bireuen, Aceh Utara, Pidie Jaya dan Aceh Tengah.
Anggota Badan BMA, Khairina, ST dalam sambutannya mengatakan pelatihan ini diinisiasi untuk memastikan bahwa mustahik dari BMA dan BMK memiliki data yang jelas sebagai penerima bantuan. Dengan adanya sistem database yang terintegrasi antara BMA dan BMK, diharapkan penyaluran bantuan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
"Salah satu fokus utama kita pada pelatihan ini adalah pemahaman dan penggunaan yang tepat terkait manajemen dan operasional database terintegrasi," ujar Khairina.
Ia menjelaskan tujuan utama dalam membangun dan menjaga keberlanjutan database, serta pentingnya pengelolaan data yang akurat dan terkini. Sehingga kedepannya penyaluran bantuan tepat sasaran.
Sementara itu Asisten Administrasi Umum Kabupaten Bireuen, Dailami, S. Hut juga memberikan arahan dan dukungannya terkait implementasi dan penerapan pelatihan ini dalam mendukung peningkatan manajemen dan operasional database terintegrasi di BMA dan BMK.
"Kami merasakan betapa pentingnya kolaborasi antara BMA dan BMK dalam mengoptimalkan manajemen database dan mendukung program-program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat," pungkas Dailami.
Selanjutnya Sri Ramadhani selaku Projects Manejer BMA-YaHijau menyampaikan hal senada. Ia mengatakan data terintegrasi sangat penting karena merupakan langkah awal dalam membangun kemampuan BMA dan BMK dalam mengoptimalkan kolaborasi dalam rangka pelayanan bagi mustahik di Aceh.
"Data terintegrasi sangat penting, sehingga nantinya tidak terjadi lagi tumpang tindih mustahik penerima bantuan," ujarnya.
Sri Ramadhani menjelaskan pelatihan ini dijadwalkan berlangsung selama satu hari dengan rangkaian acara yang mencakup sesi presentasi, diskusi interaktif, serta pelatihan praktis terkait penggunaan software database terintegrasi. Para peserta pelatihan akan diberikan kesempatan untuk mempraktikkan langsung penggunaan sistem database terintegrasi dalam konteks pemberdayaan mustahik.
Diharapkan setelah pelatihan ini, BMA dan BMK dapat meningkatkan efisiensi penyaluran bantuan mustahik dengan menggunakan data yang jelas dan terintegrasi. Selain itu, diharapkan juga para peserta pelatihan dapat menjadi agen perubahan dalam pengelolaan dan pemanfaatan teknologi dalam konteks sosial dan kemanusiaan. [BMA]