BNPB Bantu 2.363 Hektare Sawah yang Puso Akibat Banjir di Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Zulkarnaini
Foto: Antara
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh mencatat bahwa dampak banjir pada awal tahun 2023 telah mengakibatkan puso atau gagal panen pada seluas 2.363 hektare sawah di Aceh. Kondisi tersebut menyebabkan petani di sejumlah wilayah mengalami kerugian yang cukup besar.
Oleh karena itu, pemerintah Aceh telah meminta bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menanggulangi dampak buruk yang terjadi pada lahan pertanian tersebut.
“BNPB akan bantu lahan sawah yang terkena puso ini. Saat ini sedang proses verifikasi data,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Distanbun Aceh Safrizal di Banda Aceh, Rabu (10/5/2023).
Lahan pertanian yang mengalami puso tersebut merupakan dampak banjir yang terjadi selama periode Januari-Maret 2023, dengan total lahan terendam seluas 11.082 hektare. Pada Januari, lahan pertanian yang mengalami puso mencapai 2.333 hektare, sementara pada bulan Februari mencapai 680 hektare.“Ini sudah dilakukan penanganan, BNPB ada program atas arahan presiden dalam rangka penanganan banjir, ini dikoordinir langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA),” kata Safrizal dikutip dari Antara.
Lahan-lahan tersebut, kata dia, tersebar di 11 kabupaten/kota Tanah Rencong, meliputi Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Aceh Barat Daya dan Aceh Singkil.
Distanbun, kata Safrizal, pada prinsipnya menyediakan data kelompok tani yang terkena puso akibat banjir tersebut. Semua data sudah diberikan kepada BNPB, kemudian akan dilakukan verifikasi lapangan untuk mengecek kebenaran.
“Bantuan dari dana siap pakai ini akan transfer ke rekening kelompok tani langsung dari BNPB, jadi by name by address, mereka (BNPB) menyiapkan dokumennya,” ujarnya.
Distanbun Aceh mencatat selama lima tahun terakhir sebanyak 18.457 hektare lahan pertanian Aceh yang mengalami puso akibat banjir.
Di antaranya tahun 2018 seluas 375 hektare, kemudian tahun 2019 seluas 496 hektare, pada 2020 seluas 5.818 hektare, tahun 2021 seluas 1.262 hektare, dan tahun 2022 seluas 10.507 hektare.
Gagal panen atau puso paling tinggi yakni terjadi di Aceh Utara yang mencapai seluas 11.499 hektare, Aceh Tamiang seluas 2.949 hektare, Aceh Timur seluas 2.446 hektare, Lhokseumawe seluas 483 hektare, Bireuen seluas 340 hektare, Aceh Besar 203 hektare dan Aceh Singkil 201 hektare.