DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa seluruh jenis bantuan yang disalurkan masyarakat untuk korban banjir dan longsor di Aceh sangat berarti.
Namun, ia memastikan bantuan yang diberikan benar-benar sesuai kebutuhan pengungsi di lapangan agar efektif dan tepat sasaran.
Hal itu disampaikan Abdul Muhari dalam Konferensi Pers Pusat Informasi dan Media Center Komdigi Wilayah Aceh, yang digelar Rabu (10/12/2025).
Menurut Abdul Muhari, terdapat beberapa jenis bantuan yang paling dibutuhkan oleh pengungsi saat ini, terutama karena banyaknya keluarga yang terpaksa meninggalkan rumah tanpa membawa barang apapun.
Jenis bantuan yang direkomendasikan BNPB antara lain makanan siap saji agar pengungsi dapat langsung mengonsumsi tanpa proses memasak yang sulit dilakukan di lokasi pengungsian.
Selain itu, popok bayi dan balita, karena banyak keluarga dengan anak kecil yang sangat membutuhkan fasilitas kebersihan. Paket kebersihan (hygiene kit), termasuk sabun, sampo, pasta gigi, pembalut, tisu basah, dan disinfektan, selimut dan alas tidur, Obat-obatan dasar dan vitamin dan Air bersih dan penjernih air portabel
Abdul Muhari menegaskan bahwa kategori bantuan di atas menjadi prioritas karena berkaitan langsung dengan kebutuhan harian dan kesehatan pengungsi.
Abdul Muhari mengungkapkan bahwa BNPB sangat mengapresiasi tingginya solidaritas masyarakat Aceh maupun masyarakat Indonesia secara umum.
Bantuan datang dari berbagai kalangan mulai dari individu, komunitas, lembaga kemanusiaan, hingga perusahaan swasta. Namun, ia mengingatkan bahwa penyaluran bantuan harus berbasis kebutuhan riil di lokasi pengungsian.
“Semua bantuan itu bagus, sangat bermanfaat bagi para pengungsi. Namun kita perlu memastikan jenisnya sesuai kondisi di lapangan agar tidak menumpuk pada satu kebutuhan dan kurang pada kebutuhan lainnya,” ujar Abdul Muhari.
Ia menambahkan bahwa kondisi pengungsian yang penuh keterbatasan membuat bantuan tertentu menjadi lebih penting untuk diprioritaskan.
Ia juga menjelaskan bahwa BNPB bersama BPBA dan pemerintah kabupaten/kota terus memperbarui data kebutuhan agar penyaluran logistik berjalan lancar. Banyak kasus di lapangan, kata Muhari, ditemukan bantuan menumpuk di satu titik, sementara titik lain justru kekurangan.
“Kami meminta relawan dan para donatur agar berkoordinasi dengan posko induk. Kita harus memastikan tidak ada pengungsian yang luput dari perhatian,” katanya.
Abdul Muhari menyampaikan apresiasi mendalam terhadap masyarakat Aceh yang terus menunjukkan solidaritas di tengah kondisi sulit.
Ia mengajak seluruh pihak untuk tetap menjaga semangat kemanusiaan dan mengutamakan kebutuhan pengungsi dalam setiap tindakan.
“Semangat gotong royong masyarakat Aceh luar biasa. Ini modal sosial yang sangat penting dalam penanganan bencana,” tutupnya. [nh]