DIALEKSIS.COM | Jakarta - Rencana pemerintah untuk memasukkan Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi salah satu perusahaan pelat merah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan sinyal penguatan ekosistem ekonomi syariah.

Ekonom Instite for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan mengatakan pemerintah pasti memiliki rencana bisnis bagi BSI yang akan menjadikan bank terbesar syariah di Asia sesuai dengan keinginan kala itu.

Manap menyebut sisi positif ketika BSI sudah masuk menjadi BUMN adalah proyek dari pemerintah yang berbasis syariah akan diberikan kepada BSI.

Lanjutnya, Manap berharap, ketika BSI ditarik ke BUMN jangan sampai lebih mundur perkembangannya. Pasalnya, BSI sudah lama diharapkan menjadi pionir pembiayaan di sektor syariah.

Sementara itu, Regional Chief Executive Officer (RCEO) PT BSI Region I Aceh, Wisnu Sunandar mengatakan, Kami tentunya inline dengan Coorporate Action dari Kantor Pusat. 

"Di Aceh, kami terus fight untuk memberikan layanan terbaik kepada seluruh nasabah dan seluruh masyarakat Aceh serta terus melakukan Continuous Improvement," ucapnya kepada Dialeksis.com, Sabtu (11/6/2022).

Dirinya mengatakan, untuk tahapan dan seterusnya tunggu tanggal 17 Juni 2022. "Untuk tahapan selanjutnya akan ada sosialisasi internal terlebih dahulu tentang Coorporate Plan," sebutnya.

Dia juga menyampaikan seluruh Coorporate Action BSI tahun ini berjalan dengan baik dan lancar.

"Kami mohon dukungan dari segenap stakeholders atas Corporate Action yang dilakukan BSI tahun ini dan kami berharap agar seluruh prosesnya berjalan dengan baik dan lancar," pungkasnya. [ftr]