Budaya Tarek Pukat, Sisi Indah Destinasi Wisata Pesisir Banda Aceh
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh terus melakukan inovasi untuk menggaet wisatawan domestik dan mancanegara (wisman) agar datang berlibur di Banda Aceh. Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman dalam berbagai kesempatannya terus memperkenalkan berbagai kelebihan-kelebihan Kutaraja.
Menerima kunjungan kru stasiun televisi nasional, yakni Trans 7, Jumat (28/6/2019) Wali Kota Aminullah mengajak awak media ke pesisir pantai wisata, di Gampong Jawa, setelah sebelumnya wali kota dan rombongan mencicipi kuliner khas Aceh di pusat kota.
Tiba di lokasi, Aminullah memperkenalkan cara menangkap ikan dengan cara tradisional, yakni ‘Tarek Pukat’. Budaya yang sudah turun menurun di Aceh ini sampai saat ini masih dilestarikan dan telah menjadi kegiatan rutin warga setempat yang berprofesi sebagai nelayan.
"Tarek Pukat ini sangat kental dengan kebudayaan Aceh, ini sering dilakukan warga pesisir yang berdomisili di sini," jelas mantan Dirut Bank Aceh ini.
Wali Kota Aminullah juga turut serta bersama para nelayan menarik pukat. Sementara para nelayan yang terbagi dalam dua kelompok terlihat kompak menarik tali dan menghasilkan banyak tangkapan ikan.
Ia menjelaskan, Tarek Pukat berarti menarik jala ikan dan kegiatan ini berlangsung di daerah pesisir. Mula-mula nelayan menggunakan perahu membawa pukat (jaring) ke laut dengan jarak sekitar 1 mil dari bibir pantai, kemudian pukat dilemparkan. Sementara di bibir pantai para nelayan lainnya bersiap mengikatkan tali pukat ke pinggang. Para nelayan yang telah berbaris rapi kemudian menarik jaring tersebut dengan serentak.
Tali-temali yang sudah terpasang di pinggang itu pun akan memudahkan mereka menarik menarik pukat tersebut. Beban terasa ringan karena dilakukan secra bersama-sama, dan tidak jarang diiringi dengan teriakan-teriakan yang membakar semangat.
Cara menangkap ikan tradisional ini dilakukan hampir setiap hari di pantai Gampong Jawa ini dan menarik perhatian masyarakat hingga wisatawan. Tidak sedikit wisatawan dari manca negara menyaksikan aksi para nelayan Gampong Jawa ini kemudian mengabadikan momen tersebut dengan ponsel dan mengunggah ke akun sosmed mereka.
"Tarek Pukat perlu dilestarikan, bukan hanya sebagai simbol kebersamaan masyarakat dalam mengais rezeki, tapi juga sebuah nilai jual yang mampu menarik wisatawan datang ke kota Gemilang," tutup Aminullah. (riz)