kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Caleg Tak Lolos Baca Al Quran, Dosen Fisip USK: Kurang Peduli Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama

Caleg Tak Lolos Baca Al Quran, Dosen Fisip USK: Kurang Peduli Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama

Minggu, 18 Juni 2023 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Zulkarnaini


Dr. Bustami Usman, S.H., SAP., M.Si Dosen Ilmu Pemerintah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Syiah Kuala (USK) 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Fenomena banyaknya Bacaleg peserta Pemilu 2024 yang tidak lolos dan tidak hadir pada tahapan uji tes baca Al Quran telah mencuri perhatian warga di media sosial. Beragam komentar muncul dari netizen terkait masalah ini.

Menanggapi fenomena ini, Dosen Ilmu Pemerintah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Syiah Kuala (USK) Dr. Bustami Usman, S.H., SAP., M.Si mengemukakan pandangannya bahwa kurangnya binaan dan perhatian dari keluarga sejak usia dini terhadap ilmu agama menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap ketidakmampuan Bacaleg dalam membaca Al Quran. 

Hal ini menyoroti pentingnya peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama yang memadai kepada anak-anak. Dalam banyak kasus, pemahaman dan keterampilan membaca Al Quran memerlukan binaan dan latihan yang konsisten sejak usia dini. 

Ketika Bacaleg tidak memiliki dasar pengetahuan dan keterampilan ini, kemungkinan mereka mengalami kesulitan saat menghadapi uji tes baca Al Quran menjadi lebih besar.

“Salah pembinaan dalam keluarga, orang tua tidak peduli terhadap pendidikan agama kepada anaknya, tidak mengantar anaknya ke pesantren atau ke balai pendidikan, sehingga semakin besar anaknya tidak mau mengaji, seandainya orang tua memperhatikan itu tidak akan terjadi fenomena seperti ini,” kata Dr. Bustami Usman saat dihubungi DIALEKSIS.COM, Minggu (18/6/2023).

Dr. Bustami mengatakan bahwa Al Quran merupakan mukjizat terbesar yang pernah diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia. Oleh karena itu, membaca dan mengulang Al Quran bukan hanya sekadar persiapan menghadapi tes, tetapi merupakan sebuah kewajiban yang perlu dilakukan secara rutin dan konsisten.

“Perlu dicatat, bahwa Al Quran itu mukjizat Allah SWT, kalau kita bisa mengaji, tapi jarang membaca, hanya membaca pada saat tes saja, berpengaruh pada piskologi gementar, bisa-bisa sampai tidak bisa ngaji, Al Quran itu harus sering dibaca dan diulang-ulang,” kata pria yang pernah menjabat sebagai kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh. 

Belakangan dikatahui partai politik tidak cukup selektif dalam merekrut para Bacaleg dan kurang memberikan pembinaan yang memadai terkait pengetahuan agama dan pengetahuan lainnya.

Kondisi ini menjadi perhatian serius karena Bacaleg yang menjadi calon anggota legislatif memiliki tanggung jawab penting dalam mewakili aspirasi masyarakat dan membuat keputusan yang berkaitan dengan kebijakan publik. 

Maka Dr. Bustami mengingatkan partai politik perlu memberikan binaan kepada kadernya dan melaksanakan tes uji baca Alquran saat merekrut Bacaleg, baik untuk DPR RI, DPRA, dan DPRK.

“Partai harus membina kader, persiapkan kader yang punya kemampuan baca Alquran yang baik, paham Undang-undang dan paham tentang menyusun anggaran, jangan asal comot, pada saat mau ikut tes uji baca Alquran baru belajar,” pungkasnya. 

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda