kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Diduga Pembangunan Asal Jadi, Tanggul Irigasi Ambruk di Aceh Utara

Diduga Pembangunan Asal Jadi, Tanggul Irigasi Ambruk di Aceh Utara

Kamis, 26 September 2024 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Rizkita Gita

Kondisi tanggul irigasi dan badan jalan longsor di Desa Krueng Seupeng, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara. [Foto: For Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Warga Desa Kreung Seupeng, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara, mengeluhkan tanggul irigasi di wilayah setempat ambruk. Bahkan badan jalan ikut amblas ke sungai. Masyarakat menilai pembangunan tersebut asal jadi.

Warga Desa Krueng Seupeng, Muhammad kepada Dialeksis.com mengatakan, kondisi lintas jalan tersebut merupakan jalan lintas utama penghubung antara desa itu dengan desa lain. Namun, kondisi badan jalan itu terancam terputus karena tanah itu larut ke sungai ditambah lagi apabila terjadi hujan.

“Kalau dilewati kendaraan roda empat dengan arah berlawanan terpaksa satu arah harus berhenti karena ditakutkan jika lewat jalan itu badan jalan semakin longsor,” kata Muhammad, Kamis (26/9/2024).

Muhammad menilai, proyek tanggul irigasi ini asal jadi dibangun, robohnya tebing itu secara tiba-tiba, bahkan tidak sedang turun hujan dan air di sungai itu kering.

“Seperti asal jadi dibangun, ini kan baru dibangun tahun 2023 lalu, aneh kenapa cepat kali rusak. Kalau dibilang bencana alam tidak mungkin juga, sebab kejadian roboh itu sedang tidak hujan, air di sungai juga kering,” katanya.

Sementara Kepala Desa Krueng Seupeng, Mahmuddin dikonfirmasi per telepon menjelaskan, kejadian ambruk tanggul itu pada 21 September 2024 lalu. Dirinya sudah melapor ke pihak kecamatan, tapi belum ada tanggapan apapun.

“Saya khawatir jika ada yang jatuh korban akibat jalan rusak itu. Kini panjang rusak jalan itu sekitar 44 meter. Hingga kini belum ada tanda-tanda kapan jalan itu diperbaiki kembali,” terangnya.   

Kata Mahmuddin, proyek tanggul irigasi itu dibangun pada tahun 2023 lalu, menghabiskan anggaran Rp2 miliar lebih. Menurutnya, proyek itu Dinas Pengairan Aceh.

“Jalan lintas ini salah satu jalan digunakan masyarakat untuk aktifitas sehari-hari dan aktivitas mengangkut hasil panen petani dibawa ke kota. Bisa dibilang ini jalan lintas antar kecamatan,” ujarnya.

Mahmuddin berharap jika kerusakan jalan dan tanggul irigasi itu kembali dibangun agar kejadian longsor ini tidak semakin meluas. Apabila akses jalan terputus, maka desa di wilayah itu terisolir.

“Kita berharap cepat ditanggapi pemerintah setempat,” pungkasnya. [rg]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda