kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Disbudpar Apresiasi Forum Peningkatan Jejaring Pengelola Desa Wisata di Aceh

Disbudpar Apresiasi Forum Peningkatan Jejaring Pengelola Desa Wisata di Aceh

Sabtu, 06 April 2024 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melalui Kabid Pengembangan Destinasi Munawir Arifin mengapresiasi atas pelaksanaan forum peningkatan jejaring pengelola desa wisata di Aceh pada Jumat, 5 April 2023, di Hotel Al-Hanifi Kota Banda Aceh. 

Kegiatan yang diinisiasi oleh anggota Komisi X DPR RI Illiza Sa’aduddin Djamal melalui Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf sebagai upaya dalam mengembangkan SDM Pengelola Destinasi wisata di Aceh.

“Apresiasi dan ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada narasumber yang telah berkenan hadir untuk memberikan berbagai pencerahan sebagai pembelajaran dalam memajukan pariwisata Aceh,” ujar Munawir

Menurutnya, tata kelola destinasi bertujuan untuk menciptakan pengalaman wisata yang berkelanjutan yang akan memberikan keuntungan bagi pengelola destinasi dan desa wisata sebagai salah satu pilihan dalam pengembangan diversifikasi produk wisatanya

“Hal ini mencakup berbagai aspek yang meliputi pengelolaan lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, infrastruktur, dan pengalaman wisatawan. baik bagi lingkungan, masyarakat lokal, maupun para pengunjung,” imbuhnya,

Kata Munawir, setidaknya Aceh memiliki 135 desa wisata dari 21 kabupaten/kota se-Aceh sesuai data per Maret 2024 jumlahnya semakin meningkat dengan berbagai klasifikasi, mulai dari rintisan, berkembang serta maju.

Dalam kesempatan tersebut, Komisi X DPR RI Illiza Sa’aduddin Djamal, menyampaikan, para peserta diharapkan mampu mengelola potensi yang ada di desa wisata dengan baik serta menggalinya, dan mampu untuk disosialisasikan lebih lanjut

“Desa wisata seperti itu perlu adanya kelompok sadar wisata, dia paham bagaimana mengelola sesuatu yang tadinya kurang diperhatikan menjadi diperhatikan, yang tadinya kurang menarik jadi lebih menarik,” ungkapnya.

Lebih lanjut Illiza mengatakan bahwa Aceh memiliki kekayaan keindahan alam yang menakjubkan, dan bisa menjadi pengembangan pengelolaan desa wisata didekat lokasi destinasi.

“Orang yang sadar akan wisata itu akan selalu sering melihat potensi dan membaca situasi yang akan memberikan limpah rezeki kepada masyarakat, serta mampu membangun perekonomian desa,” sebut Illiza.

Direktur Pengembangan Destinasi I, Utari Widyastuti menyebutkan, Kemenparekraf berkomitmen mendukung pengembangan desa wisata dengan tujuan menumbuhkan desa wisata berkembang menjadi maju hingga mandiri, sehingga dapat mendukung perekonomian masyarakat dengan tetap menjaga kearifan lokal dan menerapkan prinsip keberlanjutan.

“Seperti Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2024, saat ini masih membuka perpanjangan pendaftaraannya hingga tanggal 14 April, Pada ADWI 2023, ada 3 desa wisata dari Provinsi Aceh yang masuk 75 besar ADWI 2023 Yaitu Desa Wisata Iboih dan Desa Wisata Aneuk Laot dari Kota Sabang serta Desa Wisata Lubuk Sukon dari Kab.Aceh Besar,” sebutnya.

Dirinya turut menjelaskan pengembangan desa wisata tidak bisa dilakukan secara instan, hanya dengan membuat sebuah objek wisata atau menyelenggarakan event wisata di desa.

“Lebih daripada itu, konsep pengembangan desa wisata harus memenuhi sejumlah unsur penting yang tidak lepas dari peran komunitas atau masyarakat sebagai pelaku penting di dalamnya. Harus mengacu mengacu pada keberadaan unsur 3A (Aktraksi, Amenitas, Aksesibilitas) dalam pariwisata dan community involvement atau keterlibatan masyarakat,” ujarnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda