Diskusi Publik Forum Mahasiswa Aceh Nusantara dengan tema Kapal Aceh Hebat,Sejarah Baru Armada Laut Di Aceh melalui via Zoom [Dok. Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Aceh nyatakan bahwa isu soal KMP Aceh hebat itu hoax.

Hal itu disampaikan oleh Kadishub Prov. Aceh, Junaidi ST,MT dalam diskusi Publik Forum Mahasiswa Aceh Nusantara dengan tema Kapal Aceh Hebat,Sejarah Baru Armada Laut Di Aceh melalui via Zoom yang turut dihadiri oleh Rafli Kande (Anggota DPR-RI Partai PKS), Erli Hasim, SH.,S.Ag.M.I.Kom (Bupati Simeulue), Almuniza Kamal (Kepala BPPA Jakarta), Husnul Jamil (Tokoh Muda Aceh - Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik UI) dan sejumlah Akitivis berbagai kalangan, Indramayu, Menteng, Jakarta Pusat. Hari Rabu (23/06/2021).

Saat diskusi publik belangsung, Junaidi memaparkan awal mula perencanaan, kondisi lapangan, hingga penganggaran Kapal Aceh Hebat, hal itu dikatakannya, karena maraknya isu-isu hoaks berkembang dikalangan masyarakat terhadap Pemerintah Aceh.

"Yang menjadi masalahnya adalah kita malas mencari informasi dan malas membaca. Kita lebih suka membahas yang belum tentu kebenarannya," katanya.

Untuk itu, ia mengajak seluruh forum yang hadir dalam diskusi tersebut, supaya mencari informasi di akun-akun resmi media sosial dan online milik Pemerintah. Supaya mendapatkan informasi yang tepat.

Seperti tak percaya, hal itu menuai tanggapan miring dari aktivis yang hadir di Zoom tersebut.

Pantauan Dialeksis.com, setelah 2 jam acara berlangsung, didalam chat Zoom itu, terdapat komentar para Akitivis mulai dari kalangan mahasiswa sampai LSM terus menanyakan tentang kebenaran KMP Aceh Hebat itu, ada yang meminta untuk di buktikan secara forensik bahwa Kapal Aceh Hebat itu bukan barang bekas, dan ada yang menanyakan apa kaitan KPK dengan Kapal Aceh Hebat itu.

“Apa kaitan KMP Aceh Hebat Itu dengan penyidikan KPK?” Tanya Koordinator Masyarakat Pengawal Otsus (MPO) Aceh, Syakya Merizal.

“Jika benar fakta Kapal Aceh hebat itu kapal baru, maka buktikan dengan uji forensik,” ujar Ilhami mahasiswa UIN Ar-Raniry.

Namun demikian, pihak penyelenggara diskusi public ini, terkesan di setting membatasi peserta diskusi untuk bertanya secara leluasa.

Banyak peserta berkomentar dari mulut ke mulut, diskusi ini terkesan tidak objektif dan partisifatif.