kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Distanbun Gelar Pertemuan dengan Sejumlah Kelompok Tani Penerima Bantuan UPH Se Aceh

Distanbun Gelar Pertemuan dengan Sejumlah Kelompok Tani Penerima Bantuan UPH Se Aceh

Selasa, 25 Juli 2023 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Pertemuan pembinaan dan pengawalan sarana pengolahan tanaman pangan tahun 2023, dengan Ketua Kelompok dan penerima bantuan sarana Unit Pengolahan Hasil (UPH) di sejumlah kabupaten kota se Aceh, pada tanggal 25-26 Juli 2023 di Hotel Rasamala, Banda Aceh. [Foto: Nora/Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh mengadakan pertemuan pembinaan dan pengawalan sarana pengolahan tanaman pangan tahun 2023, dengan Ketua Kelompok dan penerima bantuan sarana Unit Pengolahan Hasil (UPH) di sejumlah kabupaten kota se Aceh, pada tanggal 25-26 Juli 2023 di Hotel Rasamala, Banda Aceh.



Dalam sambutannya, Kepala Distanbun Aceh Ir. Cut Huzaimah diwakili Kabid Tanaman Pangan Safrizal SP MPA mengatakan, dalam upaya peningkatan nilai tambah hasil pertanian, pemerintah memberikan bantuan kepada kelompok tani/pelaku usaha tanaman pangan berupa fasilitasi UPH untuk mendorong pengembangan variasi produk olahan berbasis sumber daya komoditi tanaman pangan agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar.

“Bantuan UPH yang telah diberikan dari tahun 2018 s/d 2022 di provinsi aceh berjumlah 30 unit, yang terdiri dari 15 unit UPH Jagung, 10 unit UPH Kedelai, 3 unit UPH Kacang Tanah, dan 2 UPH Ubi Kayu yang tersebar di beberapa kabupaten,” sebutnya. 


Di samping itu juga, kata dia, telah menghasilkan berbagai produk olahan tanaman pangan seperti tahu/tempe, makanan ringan, dan bahan pakan ternak berupa jagung pecah.

“Dari laporan hasil evaluasi yang dilakukan, beberapa permasalahan yang dijumpai pada kelompok UPH tanaman pangan diantaranya, belum adanya pembukuan sederhana terkait pengelolaan keuangan usaha kelompok, banyak yang belum menyadari pentingnya pencatatan keuangan dan pembukuan yang rapi, sehingga biaya produksi dan keuntungan yang diterima tidak tercatat dengan jelas,” ungkapnya. 

Selain itu, kata Safrizal, permasalahan lainnya terkait pemasaran produk yang dirasa belum maksimal adalah produk yang dihasilkan oleh beberapa kelompok UPH TP masih kalah bersaing dengan produk yang sudah ada sebelumnya.

Untuk itu, sambungnya, perlu untuk memberikan pemahaman kepada kelompok bagaimana menghasilkan produk olahan tanaman pangan yang aman, bermutu, dan diminati pasar, serta bagaimana membuat pembukuan sederhana karena dengan adanya pembukuan, pelaku usaha bisa mengetahui sehat atau tidaknya usaha mereka.

Safrizal menyampaikan, melalui pelatihan ini diharapkan kelompok tani penerima UPH Tanaman Pangan memiliki pengetahuan dalam menghasilkan produk olahan yang berkualitas, diminati pasar dan terjamin kontinuitasnya, serta memahami pentingnya memiliki pencatatan keuangan dalam usaha yang digeluti. 

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda