kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Ditjen Kebudayaan: Aceh Ujung Tombak Jalur Rempah

Ditjen Kebudayaan: Aceh Ujung Tombak Jalur Rempah

Rabu, 18 November 2020 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, T.Ahmad Dadek, didampingi Karo Isra Setda Aceh, Zahrol Fajri, dan Karo Humpro Setda Aceh, Muhammad Iswanto, menggelar pertemuan dengan Ketua Komite Program Jalur Rempah Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud, Ananto K. Seta, di Biro Isra Setda Aceh, Banda Aceh, Selasa (17/11/2020). [Foto: Humas Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ditjen Kebudayaan di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyatakan Aceh merupakan ujung tombak dari program jalur rempah yang saat ini sedang dipersiapkan untuk diusulkan sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO pada 2024 mendatang.

Untuk itu Aceh diminta mendukung program nasional terkait pengusulan jaringan perdagangan rempah-rempah nasional sebagai warisan budaya dunia ke organisasi internasional di bawah PBB tersebut.

Hal itu disampaikan Ketua Komite Program Jalur Rempah Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud, Ananto K. Seta, saat melakukan pertemuan dengan Pemerintah Aceh, di Gedung Biro Isra, Selasa (17/11/2020).

“Secara historis Aceh pernah memimpin jalur perdagangan rempah di masa lalu dan kini Aceh juga adalah ujung tombak dari 20 titik awal rekonstruksi jalur rempah,” ujar Ananto dalam diskusi bersama Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, T. Ahmad Dadek.

Diskusi itu dipimpin Kepala Biro Isra Setda Aceh, Zahrol Fajri serta dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, T. Ahmad Dadek, Kepala Biro Humas dan Protokol, Muhammad Iswanto, dan sejumlah dinas terkait.

Ananto menjelaskan, dari 20 titik awal rekonstruksi jalur perdagangan rempah nasional di seluruh Indonesia, dua diantaranya berada di Aceh, yaitu Aceh Utara dan Banda Aceh.

Menurut Anato, hasil yang diharapkan dari program jalur rempah ini adalah sebagai paltform budaya bersama untuk menumbuhkan kebanggaan akan jati diri daerah-daerah di Indonesia dan memperkuat jejaring interaksi budaya antar daerah, pulau dan bangsa.

“Selain itu juga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan, mengemban dan memanfaatkan warisan budaya jalur rempah untuk pembangunan Indonesia,” ujar Ananto.

Terakhir, kata Ananto, hasil yang diharapkan dari jalur rempah itu adalah untuk mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai warisan dunia untuk memperkuat diplomasi Indonesia sekaligus meneguhkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh T. Ahmad Dadek, mengatakan Pemerintah Aceh mendukung upaya untuk mengusulkan jalur rempah sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO.

Pemerintah Aceh, kata Ahmad Dadek, akan menindaklanjuti hal itu dengan membuat Qanun Kebudayaan, melakukan pengkajian ilmiah terkait jalur rempah, mengangkat jalur rempah sebagai tema Pekan Kebudayaan Aceh Tahun 2022, serta melakukan kampanye dan promosi jalur rempah.

Selain itu, Pemerintah Aceh akan membentuk tim pendukung program jalur rempah dengan melibatkan Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.

“Pihak Kemendikbud lewat Balai Pelestarian Cagar dan Budaya akan mensinergikan kegiatan-kegiatan untuk mendukung program jalur rempah di Aceh,” ujar Ahmad Dadek.(*)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda