DIALEKSIS.COM | Blang Pidie - Dalam rangka mendorong kemandirian pangan daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat Daya turut mendukung rencana Pemerintah Abdya menghidupkan kembali pabrik penggilingan padi modern atau Rice Milling Unit (RMU) yang telah dibangun sejak tahun 2019 di Kecamatan Tangan-tangan, Abdya.
Sekretaris Komisi II DPRK Abdya, Rahmat Irfan mengatakan, "Rencana Pemkab tersebut merupakan salah satu langkah strategis dalam mendukung peningkatan perekonomian daerah, selain itu juga langkah tepat dalam menstabilkan harga-harga beras di Abdya," tutur pria yang akrab disapa Pan Abu, Jumat (18/4/2025).
Rahmat Irfan menerangkan, bahwa pabrik penggilingan padi modern merupakan upaya untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan di wilayah yang terkenal dengan sebutan daerah Sigupai itu.
"Kita juga mendukung kelanjutan pabrik penggilingan beras ini, karena selama ini sebagian petani masih menjual hasil panennya ke luar daerah,”ujarnya.
Politisi partai berlambang Ka'bah itu berpendapat, "Pabrik penggilingan padi modern ini memiliki berbagai manfaat strategis, terutama bagi sektor pertanian dan kesejahteraan petani. Tentunya rencana ini memberikan peningkatan efisiensi produksi, dimana mesin modern tersebut mampu mengolah padi lebih cepat dan dalam jumlah besar serta mengurangi kehilangan hasil (losses) saat penggilingan", tuturnya.
Selain itu, rencana tersebut dapat meningkatkan pendapatan petani, harga gabah bisa lebih tinggi karena diprosesnya dilakukan secara profesional. Nantinya produksi dan pasokan beras lebih terjaga, menghindari kelangkaan dan fluktuasi harga beras.
Politisi PPP ini juga meminta pihak perbankan di Abdya ikut andil dan dapat mendukung rencana tersebut dengan memberikan dukungan modal usaha kepada para petani di Abdya, pungkasnya.
Seperti diketahui, RMU yang dibangun dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 7,7 miliar lebih itu diperkirakan mampu menampung gabah 40 ton per hari.