Beranda / Berita / Aceh / Drama Politik di VVIP Bandara SIM, Syekh Fadil Lontarkan Kata-kata Tajam ke Teungku Jamaica

Drama Politik di VVIP Bandara SIM, Syekh Fadil Lontarkan Kata-kata Tajam ke Teungku Jamaica

Selasa, 19 November 2024 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi
Teungku Jamaica membagikan insiden yang terjadi antara dirinya dengan Syekh Fadil saat di Bandara SIM. [Foto: Tangkapan layar Facebook Teungku Jamaica]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Suasana di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar sempat memanas setelah terjadi insiden yang melibatkan dua tokoh publik, Teungku Jamaica dan Syekh Fadil. 

Kejadian ini dilaporkan oleh akun Facebook milik Teungku Jamaica, yang membagikan kronologi lengkap insiden tersebut pada Selasa (19/11/2024). 

Postingan itu menuai perhatian publik karena melibatkan nama-nama besar di Aceh dan beberapa tokoh nasional.

Dilansir dari media dialeksis.com berdasarkan unggahan Facebook @TeungkuJamaica, peristiwa itu terjadi pada Senin (18/11/2024) saat Teungku Jamaica mengantar rombongan Fauka Noor Farid, Utusan Khusus Presiden Prabowo untuk Pilkada Aceh, ke Bandara SIM

Rombongan Fauka Noor Farid saat itu didampingi sejumlah tokoh penting, termasuk Sekretaris Gerindra Aceh Abdurahman Ahmad, Juru Bicara Mualem-Dek Fadh, dan Mahfudz Y Loethan.

Setiba di Bandara, Fauka langsung disambut oleh Abu Razak, Sekjen Partai Aceh, sebelum memasuki ruang VVIP Lounge untuk mengadakan rapat tertutup. Setelah rapat usai, suasana tampak lebih santai dengan para tokoh yang hadir berbincang santai di ruang tunggu.

Kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS) menambah riuh suasana. Teungku Jamaica yang juga berada di lokasi tersebut sempat menyaksikan interaksi antara Fauka, Dek Fadh, dan UAS. Fauka bahkan menyempatkan diri berbicara secara pribadi dengan UAS sebelum akhirnya berpamitan dan memasuki ruang boarding.

Namun, situasi berubah tegang saat Syekh Fadil tiba-tiba menghampiri Teungku Jamaica. Dalam unggahan Facebook-nya, Teungku Jamaica menceritakan bahwa Syekh Fadil secara verbal melontarkan kata-kata yang dianggapnya menghina. 

Syekh Fadil, dengan suara lantang, menyebutkan kata "ustad impor", sambil mengarahkan pandangannya kepada UAS. 

Tidak hanya sampai di situ, Syekh Fadil kemudian berkata, "Ka kheun keu gob leupah-leupah that, lam pah pam sigò." 

Jika diterjemahkan, kalimat ini berarti "Seharusnya saya tinju sekali." Menurut Teungku Jamaica, ucapan ini diiringi dengan gestur dan ekspresi wajah yang emosional, seolah menunjukkan keinginan untuk melakukan konfrontasi fisik.

Teungku Jamaica mengaku merasa malu dan terhina di hadapan tim dan tokoh lainnya yang berada di ruang VVIP. 

"Saya hanya bisa terdiam, merasa tersentak dengan tingkah dan sikap politisi yang kekanak-kanakan itu," tulisnya.

Dalam narasinya, Teungku Jamaica tidak hanya mengungkapkan insiden tersebut tetapi juga memberikan kritik keras terhadap Syekh Fadil. 

Ia menyoroti bahwa meskipun Syekh Fadil sudah pernah menduduki kursi DPD RI selama satu periode, namun sikapnya dinilai belum mencerminkan kedewasaan berpolitik. 

“Bagaimana bisa seorang yang pernah duduk di kursi DPD RI selama lima tahun, bergaul dengan ratusan politisi dari seluruh Indonesia, namun masih menunjukkan sikap seperti anak kecil?” sindir Teungku Jamaica.

Teungku Jamaica juga menyinggung realitas dunia politik yang keras. Ia menggambarkan bahwa menjadi politisi harus siap dengan segala bentuk tekanan, termasuk kritik, hinaan, dan bahkan ancaman fisik. 

“Politisi itu ibarat tong sampah, segala yang busuk akan dibuang ke dalam tong sampah,” ujarnya. 

Ia menambahkan bahwa seorang politisi harus memiliki mental baja, siap dikritik, dibully, dan dicaci.

"Jadi, politisi bèk lipéh that ôn geulinyuëng, harus tahan jika dikritik, dibully, bahkan dihina dan dicaci," tulisnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda