Rabu, 13 Agustus 2025
Beranda / Berita / Aceh / Dua Dekade Damai, KKR Aceh Ajak Masyarakat Rawat Damai Aceh Secara Berkeadilan

Dua Dekade Damai, KKR Aceh Ajak Masyarakat Rawat Damai Aceh Secara Berkeadilan

Minggu, 10 Agustus 2025 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Ketua Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh, Masthur Yahya. Dokumen untuk dialeksis.com. 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh, Masthur Yahya, mengingatkan bahwa perdamaian di Aceh tidak boleh dimaknai sebatas berakhirnya perang. 

Menurutnya, esensi perdamaian sejati adalah terciptanya kehidupan yang harmonis, saling menghormati, dan saling mengasihi dalam kohesi sosial yang kokoh, bebas dari konflik baik secara horizontal antarwarga maupun vertikal dengan negara.

“Perdamaian bukanlah hanya sekadar tidak ada lagi perang di Aceh, tetapi juga sebuah keadaan di mana kita dapat hidup bersama secara harmonis, saling menghormati, dan saling mengasihi,” kata Masthur saat diwawancarai media dialeksis.com, Minggu (10/8/2025).

Ia mengingatkan kembali bahwa Aceh pernah melalui masa kelam yang tak diinginkan siapa pun. Konflik bersenjata yang berlangsung selama puluhan tahun telah menyisakan luka mendalam bagi masyarakat. 

Namun, pilihan untuk berdamai yang diambil pada 15 Agustus 2005 telah menjadi titik balik sejarah, yang kini genap memasuki dua dekade.

“Situasi masa lalu itu telah kita hayati dengan perenungan mendalam melalui sebuah pilihan perdamaian. Kita semua adalah bersaudara yang punya tanggung jawab bersama untuk hidup berbangsa dan bernegara dengan damai, membangun Aceh yang lebih maju, makmur, dan bermartabat,” ujarnya.

Masthur menegaskan, keberlanjutan perdamaian yang sudah terjaga selama dua puluh tahun terakhir tidak datang dengan sendirinya. Ia membutuhkan usaha, kejujuran, keikhlasan, dan komitmen kuat dari seluruh elemen masyarakat maupun pemerintah.

“Kita harus datang untuk mendengarkan, memahami, dan menghormati pengungkapan kebenaran. Kita harus memenuhi hak-hak dan memperhatikan nasib para korban situasi masa lalu,” tegasnya.

Ia menyebut, tugas bersama ke depan adalah membangun jembatan damai yang menghubungkan semua pihak, baik individu maupun kelompok, agar bersatu demi persatuan dan kesatuan masyarakat Aceh secara utuh.

Memanfaatkan momentum peringatan 20 tahun damai Aceh, Masthur menyampaikan pesan khusus kepada seluruh pihak yang pernah terdampak konflik.

“Mari kita jadikan perdamaian Aceh sebagai tujuan bersama secara jujur dan bertanggung jawab. Mari bekerja sama untuk menciptakan masyarakat Aceh yang harmonis, makmur, bermartabat, dan sejahtera secara berkeadilan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, tanpa keterlibatan aktif semua pihak, baik dari mantan kombatan, aparat negara, korban sipil, hingga generasi muda, cita-cita perdamaian yang hakiki akan sulit diwujudkan.

“Perdamaian Aceh adalah warisan yang harus kita jaga, rawat, dan terus kita sempurnakan. Bukan hanya untuk kita hari ini, tapi juga untuk generasi Aceh di masa depan,” pungkas Masthur.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI