Rabu, 16 April 2025
Beranda / Berita / Aceh / Dua Kali Gagal Panen, Warga Aceh Selatan Minta Tanggul Krueng Baru Diperbaiki

Dua Kali Gagal Panen, Warga Aceh Selatan Minta Tanggul Krueng Baru Diperbaiki

Minggu, 13 April 2025 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Terjadi endapan sedimen yang tinggi dan menyumbat pintu masuk air ke intake irigasi, sehingga saluran tidak berfungsi. Foto: for Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Tapaktuan - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Selatan, Zalfazli Z, mendesak Pemerintah Aceh melalui Dinas Pengairan segera memperbaiki tanggul di intake Krueng Baru, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan. 

Proyek yang dibangun pada 2024 itu dinilai mengalami kesalahan perencanaan dan berdampak langsung terhadap gagal tanam petani di dua kemukiman, yakni Kuta Trieng dan Blang Baru.

“Kita berharap persoalan ini segera ditangani. Sudah tiga bulan masyarakat tidak bisa menanam akibat aliran air yang terhambat,” ujar Zalfazli dalam keterangan pers, Minggu, 13 April 2025.

Politisi Komisi III DPRK Aceh Selatan itu mengungkapkan, dirinya bersama para keuchik dan tokoh masyarakat telah meninjau langsung lokasi tanggul pada Sabtu, 12 April 2025. Dari peninjauan tersebut, ditemukan adanya endapan sedimen yang tinggi dan menyumbat pintu masuk air ke intake irigasi, sehingga saluran tidak berfungsi.

“Ini akibat perencanaan yang tidak matang. Maka kami minta Pemerintah Aceh segera melakukan evaluasi dan perbaikan agar kerugian petani tidak semakin meluas,” tegasnya.

Zalfazli menilai, jika persoalan ini terus dibiarkan, maka akan berdampak pada ketahanan pangan di wilayah Aceh Selatan. Ia pun meminta adanya langkah konkret dari Dinas Pengairan Aceh untuk menanggulangi persoalan ini dalam waktu dekat.

Hal senada disampaikan Keuchik Kuta Trieng, Anwar. Ia menyebutkan, sejak tanggul itu dibangun, air tidak lagi mengalir ke saluran irigasi. Akibatnya, dua musim tanam terakhir gagal total.

“Sudah dua kali panen gagal karena air tidak masuk ke saluran. Selain itu, pondasi jembatan juga terancam rusak karena bendungan lama sudah dibuka untuk darurat aliran air, tapi itu tidak cukup,” kata Anwar.

Ia mewakili masyarakat dua kemukiman di Labuhan Haji Barat berharap pemerintah segera turun tangan. 

“Kami hanya ingin kembali bertani seperti biasa. Jangan sampai kerusakan ini makin parah dan merugikan petani lebih luas lagi,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
dora
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar