kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Dua Versi Makam Ulama Aceh Syekh Abdurrauf As Singkili, Begini Pandangan Antropolog

Dua Versi Makam Ulama Aceh Syekh Abdurrauf As Singkili, Begini Pandangan Antropolog

Senin, 27 Februari 2023 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Makam Syiah Kuala yang beralamat di Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. [Foto: dok Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Berita terkait dua lokasi makam Syekh Abdurrauf As Singkili sedang viral di kalangan masyarakat. Satu lokasi berada di Aceh Singkil dan yang satunya lagi di Syiah Kuala, Banda Aceh.

Kedua lokasi makam ini banyak dikunjungi oleh peziarah dan menjadi sebagai wisata religi. Makam yang berada di Aceh Singkil berlokasi di bibir sungai Singkil, sementara makam yang berada di Syiah Kuala Banda Aceh berada di bibir pantai Gampong Syiah Kuala. 

Menanggapi hal itu, Antropolog Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Meulaboh, Muhajir Al Fairusy mengatakan, bahwa polemik tersebut sudah berlangsung lama, tapi tidak saling menyalahkan.

"Memang secara studi sejarah itu yang benar makam di Syiah kuala Banda Aceh dalam konteks dipahami orang Aceh, tetapi makam di kilangan itu juga berdasarkan keyakinan orang-orang Minang," jelasnya. 

Sebelumnya, kata dia, masyarakat Padang yang berasal dari bagian museum dan purbakala (Muskala) pernah datang ke Aceh untuk bertemu dengan pihak dinas pendidikan dan kebudayaan Aceh. Mereka meminta untuk mendirikan cungkup (bangunan makam) di Makam Syiah Kuala yang ada di Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala. 

Saat itu, orang Aceh tidak memberikan izin karena mereka ingin mendirikan bangunan mereka di Makam Syiah Kuala. Mereka mencari cara agar supaya bisa dikatakan bahwasanya Syekh Abdurrauf Assingkil itu keturunan dari mereka. Jadi dibuatlah di Aceh Singkil. 

Berdasarkan informasi masyarakat, kata Muhajir, awalnya di sana hanya ada makam biasa dan ada bangunannya juga. Kemudian orang Padang datang membersihkan makam yang berada di pinggir sungai tersebut dan mendirikan bangunan. 

"Setelah direnovasi barulah orang Padang beramai-ramai datang berziarah ke sana (Singkil) hingga saat ini," ujarnya.

Muhajir menjelaskan, secara ilmu antropologi tidak ada persoalan terkait keyakinan makam tersebut. Menurut hasil penelitian, orang berziarah ke makam di Singkil karena ada motivasi keyakinan dari mimpi-mimpi gurunya. 

"Perilaku ziarah dari pengunjung tarekat Syattariyah Pariaman itu motivasi keyakinan dari mimpi gurunya. Jadi itu perilaku ziarah berbasis keyakinan, bukan persoalan kebenaran makam," jelasnya lagi.

Untuk diketahui, selain makam Syekh Abdurrauf As Singkili, terdapat beberapa makam ulama dan cendekiawan zaman dulu yang diyakini terdapat di dua tempat. Seperti misalnya Hamzah Fansuri yang selain ada di Ujong Pancu Ulee Lheue, juga disebut-sebut ada di Subulussalam.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda