Allyca Putri Anjani, remaja Aceh yang terlibat di Divisi Kampanye KontraS Aceh, menciptakan situs Echoes of Justice. Foto: Liputan6.com/Rino Abonita.

DIALEKSIS.COM | Aceh - Allyca Putri Anjani, yang masih muda, telah mengambil peran sebagai manajer kampanye untuk divisi KontraS Aceh. Semangatnya yang muda membedakannya dari teman-temannya, karena dia tanpa lelah melakukan kampanye untuk tujuan kemanusiaan.

Sebagai manajer kampanye, Allyca menghabiskan waktunya di depan layar laptop, menavigasi melalui kampanye dan menggunakan keterampilan desain grafisnya untuk memperkuat pesan-pesan keadilan.

Baru-baru ini, Allyca berpartisipasi dalam program pelatihan yang diselenggarakan oleh Global Initiative for Justice, Truth, and Reconciliation (GIJTR) bekerja sama dengan Asia Justice and Rights (AJAR). Dari pengalaman ini lahirlah inisiatif untuk membuat situs web Echoes of Justice.

"Echoes of Justice sendiri adalah sebuah proyek, sebuah platform untuk menceritakan kebenaran tentang masa lalu yang terkait dengan konflik Aceh dari tahun 1970 hingga perjanjian perdamaian pada tahun 2005. Platform ini bertujuan untuk menyediakan memori kolektif dalam bentuk cerita-cerita tentang konflik Aceh yang mungkin belum pernah kita dengar sebelumnya karena kita tidak mengalaminya sendiri," jelas Allyca saat acara peluncuran pada Jumat sore.

Echoes of Justice akan menampilkan beragam narasi yang disumbangkan oleh individu muda yang terlibat dalam advokasi hak asasi manusia. Seperti namanya, cerita-cerita dalam platform ini diharapkan akan bergema sebagai echo keadilan, meresap jauh dan luas.

Peluncuran situs web Echoes of Justice disertai dengan diskusi panel yang melibatkan Sornica Ester Lily dari AJAR, Ayu 'Ulya dari Women Care for Leuser, dan Reza Idria dari International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS). Ini merupakan langkah penting menuju dialog dan pemahaman tentang kompleksitas keadilan dan rekonsiliasi di Aceh.

Dengan mengungkapkan Echoes of Justice, Allyca Putri Anjani dan timnya telah memulai perjalanan untuk tidak hanya membangun kembali kehidupan, tetapi juga menerangi kebenaran masa lalu, memastikan bahwa gema-gema keadilan meresap melalui lorong-lorong sejarah. [liputan6]