kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Ekonomi Aceh Triwulan II 2018 Meningkat

Ekonomi Aceh Triwulan II 2018 Meningkat

Senin, 08 Oktober 2018 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Kantor Perwakilan BI Aceh, Zainal arifin Lubis


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh-  Pertumbuhan ekonomi Aceh  triwulan II-2018  dilaporkan meningkat sebesar 5,74% yoy (di atas rata-rata nasional dan Sumatera). Hal tersebut menurut Kepala Kantor Perwakilan BI Aceh, Zainal arifin Lubis melalui siaran persnya minggu (7/10), meningkat signifikan dibanding triwulan sebelumnya.

"Namun, pertumbuhan tersebut hanya bersifat situasional, belum menunjukkan adanya perubahan fundamental ekonomi Aceh yang masih lemah. Laju inflasi pada September 2018  -0,74%(mtm), 0,51%(ytd) dan 2,33%(yoy)" ujar Zainal.

Dari sisi Pertumbuhan kredit di Aceh, selama Agustus 2018 sebesar 8,73% (yoy) dengan dominasi kredit untuk keperluan konsumsi (58,19% ), diikuti kredit modal kerja (30,28%), dan investasi (11,53%). Dari sisi risiko kredit, tingkat NPL di Aceh menunjukkan tren menurun di level 2,00%. Sektor yang berisiko dgn NPL tertinggi masih pada sektor konstruksi (12,26%). Selanjutnya, penyaluran kredit kepada UMKM di Aceh tercatat 5,09%(yoy), meningkat dibanding tahun sebelumnya (3,82%, yoy) dengan tingkat NPL 5,29% (yoy), menurun dibanding tahun sebelumnya (5,84%). Kemudian Dari sisi keuangan pemerintah, sampai dgn  September 2018, realisasi APBA tercatat 43,10%, lebih rendah dibanding realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya (49,00%).

Sampai dengan triwulan II-2018, pengedaran uang kartal di Provinsi Aceh mengalami net outflow Rp2,67 triliun, berbeda dgn triwulan sebelumnya yang mengalami net inflow Rp0,54 triliun. Sementara itu, transaksi ritel melalui SKNBI tercatat sebanyak 79.047 transaksi dgn nilai transaksi sebesar Rp3,04 triliun, turun dibanding triwulan sebelumnya sebesar Rp3,19 triliun.

"Perekonomian Aceh secara keseluruhan tahun 2018 diperkirakan tumbuh 4.75-5,15% (yoy)  dengan laju inflasi 3,52-3,92% (yoy). Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi serta pengendalian inflasi tsb diperlukan penguatan sinergi antara Pemda, BI, dan intitusi terkait lainnya" pungkas zainal. (REL/AP)


Keyword:


Editor :
AMPONDEK

riset-JSI
Komentar Anda