ESA Angkat Issue Global di Seminar Pendidikan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - English Student Association (ESA), FKIP Bahasa Inggris, Unsyiah mengadakan seminar pendidikan dengan tema "Pentingnya Menguasai Bahasa Asing dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0". Acara ini merupakan salah satu agenda kegiatan ESA contest ke-10 yang berlangsung di Auditorium FKIP Unsyiah, Selasa (19/3).
Panitia menghadirkan dua pemateri dari latar belakang yang berbeda. Mereka adalah Dr. Iskandar Abdul Samad, MA, dosen FKIP Bahasa Inggris Unsyiah, dan Roli Imran, entrepreneur yang juga pimpinan The International Language.
Dr. Iskandar Abdul Samad, MA mengatakan agar mampu berkompetisi dan meraih kesempatan di era revolusi industri ini adalah dengan menyeimbangkan kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,soft skill, dan nilai karakter.
"Tiga komponen penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa dalam era kompetisi revolusi industri 4.0 yaitu kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, soft skills, dan juga nilai karakter," jelas Iskandar yang juga alumni University of New England, Australia.
Lebih lanjut, ia menguraikan bahwa Unsyiah telah mengidentifikasikan empat nilai karakter yang harus dimiliki oleh seluruh mahasiswa Unsyiah agar mampu meraih berbagai kesempatan di era kompetisi global ini.
"Unsyiah telah mengidentifikasikan empat nilai karakter yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa Unsyiah yaitu nilai religius, etika, mandiri, dan sosial. Keempat nilai itu dihasilkan dari analisis tematik dari 23 nilai karakter yang dihasilkan melalui FGD para stakeholders karakter Unsyiah pada tahun 2017," sambungnya.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris, Unsyiah telah menciptakan dua produk unggulannya, yaitu program Unit Pelatihan, Pengembangan dan Pendampingan Mata Kuliah Bahasa Inggris (UP3BI) dan Mata Kuliah Umum Bahasa Inggris. Kedua program ini fokus pengajarannya pada penyelesaian soal TOEFL, sehingga meningkatkan kemampuan mahasiswa Unsyiah.
"Unsyiah telah berhasil menjawab komplain dari mahasiswa tentang sulitnya lulus kuliah karena persyaratan nilai TOEFL 450-475. Kedua program ini telah mampu meningkatkan nilai TOEFL mahasiswa karena fokus pengajarannya berbasis penyelesaian soal TOEFL."Di akhir paparan materi, Iskandar memotivasi seluruh peserta untuk terus membekali diri dengan tiga komponen penting, yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, Bahasa Inggris (soft skills), dan pengembangan karakter. Paduan ketiga nilai ini dipercaya dapat membawa keuntungan besar di era revolusi industri 4.0.
Hadir di acara seminar ini Wakil Dekan III FKIP, ketua bidang kemahasiswaan, ketua jurusan Bahasa Inggris, pembina mahasiswa prodi Bahasa Inggris, para dosen FKIP, perwakilan organisasi dan UKM Unsyiah.(Humas Unsyiah/fer)