kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Firdaus Sebut Masa Depan Bangsa Ada di Tangan Politisi Muda

Firdaus Sebut Masa Depan Bangsa Ada di Tangan Politisi Muda

Minggu, 27 Maret 2022 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Aceh - Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Aceh Firdaus Noezula menyatakan, untuk hari ini kelompok muda sudah mulai terjun ke dunia politik.

Hal ini, kata dia, disebabkan oleh pengaruh beberapa Parpol yang memberikan perhatian lebih kepada anak-anak muda. Menurutnya, dengan muncul beberapa influencer muda, baik di tingkat nasional maupun lokal, telah membuat gairah politik anak muda meningkat. 

“Di level paling bawah (desa), saya menemukan banyak kepala desa terpilih dari kalangan muda. Ini menunjukkan pemuda kita mulai mengambil peran strategis,” ungkap Firdaus kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Minggu (27/3/2022).

Di sisi lain, meski banyak pemuda yang sudah punya semangat untuk berpolitik, masih ada juga kaum muda yang enggan masuk dalam ranah politik. 

Menurut Firdaus, pengaruh enggannya kalangan muda masuk dunia politik disebabkan karena masih ada anggapan kalau politik itu kotor, jahat dan tidak baik. 

Hal ini pula yang menurut Firdaus menjadi tantangan bersama untuk bagaimana menarasikan politik secara lebih positif.

“Kaum muda mesti sadar betul bahwa masa depan mereka ditentukan oleh politik hari ini, bagaimana karier, keluarga mereka di masa depan. Maka porsi kehadiran mereka menjadi penentu masa mendatang yang lebih baik,” ujar Firdaus.

Firdaus menambahkan, hal terpenting yang perlu diperjuangkan kalangan muda dalam berpolitik ialah penentuan masa depan dalam bidang ekonomi global dan persaingan global. 

“Arah fokus pemuda harus lebih jauh dari konteks Indonesia saja melainkan konteks dunia. Karena di saat kawula muda masuk, mereka akan menjadi bahagian penting dari penentu bangsa,” kata dia.

Sementara itu, lanjut dia, unsur mendasar yang melemahkan politik anak muda ialah cepat merasa puas. Cepat merasa puas berpotensi mematikan kreativitas pemuda.

“Pemuda enggak bagus cepat puas, mesti harus lebih banyak berbuat, sehingga perubahan akan semakin cepat,” tuturnya.

Lalu, kelemahan lainnya bagi politisi muda ialah masih lemah dalam memosisikan diri di antara para politisi senior. “Nah, dalam hal ini perlu kesabaran dalam setiap jenjang politik,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda