kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / FJL Aceh Mewisuda 9 Siswa Sekolah Jurnalis Lingkungan

FJL Aceh Mewisuda 9 Siswa Sekolah Jurnalis Lingkungan

Minggu, 17 Desember 2023 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Aceh Besar - Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh mewisuda sembilan peserta Sekolah Jurnalis Lingkungan (SJL) pada Minggu (17/12/2023). Kegiatan tersebut digelar pada kemah Jurnalistik 16-17 Desember 2023 di Krueng Jalin, Kabupaten Aceh Besar.

Peserta wisuda merupakan mereka yang lulus tahap seleksi awal dari 34 orang pendaftar serta telah mengikuti proses belajar jurnalistik (PBJ 1) dan pembekalan intens selama enam bulan. 

Munandar, Selaku Koordinator Forum Jurnalis Lingkungan mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal bagi wisudawan SJL untuk terus mengasah kemampuan jurnalistiknya.

“Ini awal baru bagi 9 siswa-siswi jurnalis lingkungan Aceh yang diwisudakan hari ini, terus belajar dan mengasah kemampuan jurnalistik, meskipun tidak bekerja di media, namun teman-teman siswa yang sudah lulus sudah paham dengan dunia jurnalistik" ujar Munandar yang akrab disapa Nandar kepada Dialeksis.com. 

Adapun sekolah jurnalis lingkungan ini merupakan program keberlanjutan dari program sebelumnya yakni Citizen Jurnalism yang diinisiasikan oleh FJL.

“Melihat potensi dari lulusan pertama yakni lima dari sepuluh orang yang menjadi jurnalis, kami memutuskan untuk membuka Sekolah Jurnalis Lingkungan batch ke dua,” kata Saifullah selaku Kepala Sekolah SJL.

Dalam proses belajarnya, peserta SJL dibekali dengan materi kode etik jurnalistik, teknik penulisan berita, feature, fotografi jurnalistik lingkungan, videografi jurnalistik, serta materi lainnya sebagai dasari peliputan isu lingkungan.

Kesembilan peserta juga telah menyelesaikan proses magang selama tiga bulan di beberapa media lokal Aceh seperti Anteroaceh.com, Dialeksis.com, Haba Aceh, Portalnusa.com, Bithe.co, AJNN.net, Dialeksis.com dan Lensakita.com sebagai salah satu syarat lulus dari Sekolah Jurnalis Lingkungan.

“Penilaian magang diambil sebesar 30% dan bersifat wajib karena merupakan tempat mereka menerapkan ilmu,” ujar Saifullah.

Marini Koto sebagai salah satu peserta SJL mengatakan dengan mengikuti sekolah ini membuka wawasannya seputar isu lingkungan karena tidak hanya diberikan ilmu teoritis namun diberikan pula kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang diterima di dunia jurnalistik. 

“Sebuah kesempatan besar bagi saya dan teman-teman di sini bisa belajar di Sekolah Jurnalis Lingkungan. Tidak hanya dibekali dengan materi dari jurnalis senior yang profesional dibidang jurnalistik lingkungan, namun juga diberikan kesempatan untuk mengimplementasikannya ilmu yang didapatkan lewat magang dan terjun langsung di lapangan,” ujar Marini.

Marini berharap semakin banyak ruang belajar terkait isu lingkungan yang mendorong masyarakat untuk ikut aktif mengkampanyekan isu konservasi dan lingkungan.

“Program belajar seperti SJL ini sangat dibutuhkan bagi kita semua tidak hanya pada kelompok individu tertentu, ini untuk mendorong isu lingkungan yang sering terabaikan jadi lebih dekat dengan kita semua, dan cara menyuarakannya dengan tulisan dan jurnalistik ” tutupnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda