kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Gas Elpiji 3 kg Langka di Aceh, Harga Melonjak Hingga Rp40 Ribu

Gas Elpiji 3 kg Langka di Aceh, Harga Melonjak Hingga Rp40 Ribu

Minggu, 30 Juli 2023 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Zulkarnaini

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kelangkaan gas elpiji tabung 3 kg di wilayah Provinsi Aceh telah menimbulkan dampak signifikan terhadap harga pembelian bagi masyarakat. 

Situasi ini menyebabkan keluarga dengan ekonomi ke bawah terpaksa membayar harga yang jauh lebih tinggi karena pasokan bahan bakar bersubsidi ini seperti menjadi objek permainan pihak distributor.

Pantauan DILEKSIS.COM di Aceh Besar pada Minggu (30/7/2023) harga gas elpiji tabung 3 kg yang mencapai angka yang sangat tinggi, berkisar Rp 40.000 per kilogram. Padahal, tarif Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah hanya sebesar Rp 18.000.

Kelangkaan gas elpiji 3 kg ini memunculkan beberapa masalah yang perlu segera ditangani. Selain sulitnya mendapatkan pasokan, harga yang luar biasa tinggi juga menimbulkan beban keuangan yang berat bagi keluarga masyarakat dengan ekonomi terbatas.

“Harga 40.000/tabung lagi tidak stock gas, sudah hampir 2 minggu tidak ada gas di Aceh Besar dan Banda Aceh” kata Samsul Bahri, seorang pemilik kios penjual elpiji 3 kg tidak resmi di di Lambaro, Aceh Besar, kepada DIALEKSIS.COM.

Zakaria warga Desa Pagar Air, Aceh Besar, mengaku setelah terjadi kelangkaan sekitar dua pekan ini terpaksa membeli elpiji melon itu seharga Rp 40.000/kg. Itu pun dia peroleh dari pengecer ilegal diluar distributor Pertamina.

"Karena barangnya tidak ada di pengecer resmi, jadi tidak ada cara lain, kecuali membeli pada penjual enceran walau harga tinggi," kata Maimun.

Melonjaknya harga gas 3 kg bersubsidi untuk warga kurang mampu itu juga terjadi di berbagai Kabupaten/kota lainnya di Provinsi Aceh. Antara lain yaitu di kawasan Kota Banda Aceh, Kabupaten Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Salatan, Aceh Jaya dan Aceh Besar.

Ironisnya selama kelangkaan itu, keberadaan elpiji 3 kg semakin sulit di peroleh pada pangkalan atau pengecer resmi. Tapi bahan utama untuk kebutuhan bahan bakar masyarakat itu sering tersebar di kedai, warung, toko atau kios pedagang ilegal yang tidak terdaftar di agen pertamina.

Barang-barang itu ditenggarai mendapat pasokan dari distributor nakal untuk memperoleh keuntungan lebih besar. Mereka sering menyelundupkan itu pada malam hari. Lalu semua segel pengaman pada pentil tabung 3 kg dipindah yang seolah itu tabung kosong.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda