kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / GM PLN Aceh: Surplus Daya Listrik di Aceh Capai 101,5 MW

GM PLN Aceh: Surplus Daya Listrik di Aceh Capai 101,5 MW

Jum`at, 15 September 2023 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Zulkarnaini

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam perkembangan terbaru di sektor ketenagalistrikan terungkap bahwa surplus daya listrik  terinterkoneksi sistem isolatedi di Provinsi Aceh telah mencapai angka yang mengesankan.

Menurut data terbaru, total daya mampu dalam sistem terinterkoneksi mencapai 601,8 MW, sementara beban puncak yang diminta oleh masyarakat adalah sebesar 500,3 MW. 

Dengan demikian, sistem terinterkoneksi saat ini memiliki surplus daya listrik sebesar 101,5 MW. Ini merupakan langkah positif bagi konsumen karena menunjukkan bahwa pasokan listrik saat ini jauh melampaui permintaan.

“Total daya mampu 601,8 MW, beban puncak 500,3 MW, Surplus 101,5 MW sedangkan sistem isolated total daya mampu 27,4 MW, beban puncak 22,4 MW dan surplus 5 MW,” kata General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Aceh Parulian Noviandri dalam keterangan tertulis kepada DIALEKSIS.COM, Jumat (15/9/2023).

Realisasi bauran Energi Baru Terbarukan ( EBT ) Nasional sd Januari 2023 adalah sebesar 13,53% yang di dominasi oleh pembangkit Hidro dan panas Bumi, capaian ini berada di atas target capaian roadmap EBT januari tahun 2023 yang sebesar 13,42%.

“Hingga Januari 2023 kapasitas pembangkit EBT terpasang telah mencapai 8.525 MW (12,3% dari total pembangkit eksisting. Terdapat rencana tambahan pembangkit EBT sebesar 20.923 MW dari tahun 2021-2030 yang didominasi oleh pembangkit hidro sebesar 10.391 MW (50%),” kata Parulian Noviandri.

Di Provinsi Aceh, total kapasitas pembangkitan EBT saat ini mencapai 19,62 MW dengan potensi penambahan kapasitas pembangkit EBT mencapai 188 MW.

Parulian juga menjelaskan terkait transisi energi, proses pengalihan sumber energi dari sumber berbasis bahan bakar fosil kepada sumber-sumber yang tidak menghasilkan energi karbon sejalan dengan United Nations Paris Climate Agrement yang ditandatangani pada 22 April 2016. 

Parulian Noviandri mengatakan, proses transisi energi di Aceh saat ini juga telah dimulai seiring peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di PT PLN (Persero) UID Wilayah Aceh dan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop di Kantor Gubernur Aceh dan Dinas ESDM Aceh pada Oktober 2022.

Menurutnya lewat program Electrifying Agriculture, PLN siap mendukung elektrifikasi untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional serta kesejahteraan para petani. 

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda