Gubernur Letakkan Batu Pertama Pembangunan 18 Rumah Korban Tanah Bergerak
Font: Ukuran: - +
Gubernur Aceh Nova Iriansyah melakukan peletakan batu pertama pembangunan 18 rumah untuk korban bencana tanah bergerak di Lam Kleng, Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Sabtu (3/7/2021). [Foto: Humas Aceh]
DIALEKSIS.COM | Jantho - Gubernur Aceh Nova Iriansyah melakukan peletakan batu pertama pembangunan 18 rumah untuk korban bencana tanah bergerak di Lam Kleng, Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Sabtu (3/7/2021).
Peletakan batu pertama itu dilakukan Gubernur didampingi Bupati Aceh Besar Mawardi Ali, Direktur Utama PT. Bank Aceh Syariah Haizir Sulaiman dan Ketua Yayasan Cet Langet Edi Fadhil.
Selain itu juga hadir Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh Mawardi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh Ilyas, Kepala Dinas Sosial Yusrizal, Kadis ESDM Mahdinur, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto, Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA, Camat Kuta Cot Glie Imam Munandar, serta tokoh masyarakat dan TNI Polri.
Dalam sambutannya Gubernur mengucapkan syukur atas pembangunan rumah bantuan bagi korban tanah bergerak di desa itu. Pembangunan rumah itu, kata Gubernur, dilakukan menggunakan bantuan dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Bank Aceh Syariah yang pembangunannya dikoordinir oleh Yayasan Cet Langet.
"Alhamdulillah, atas izin Allah, dan berkat kerjasama para pihak terkait, maka pada hari ini kita melakukan peletakan batu pertama pembangunan 18 unit rumah bantuan untuk saudara-saudara kita para korban bencana tanah bergerak di Desa Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie," ujar Gubernur.
Ia menjelaskan, setiap warga terdampak memperoleh bantuan rumah type 36 masing-masing senilai Rp.78 juta, yang biaya pembangunannya bersumber dari dana CSR Bank Aceh Syariah melalui program Bank Aceh Peduli.
Salah satu alasan pembangunan rumah ini menggunakan dana CSR Bank Aceh, lanjut Gubernur, karena jika harus menunggu dana dari APBA, itu akan membutuhkan waktu yang lama, setidaknya hingga tahun 2022 nanti.
"Kondisi ini tidak memungkinkan bagi saudara-saudara kita yang baru tertimpa musibah, karena kita tidak menginginkan para korban terlalu lama tinggal di tenda pengungsian, sebab akan berpengaruh terhadap kondisi fisik dan psikis mereka," ujar Gubernur.
Gubernur juga menceritakan, hari-hari ketika pertama kali bencana itu terjadi di Gampong Lam Kleng, dirinya langsung mengunjungi desa itu untuk melihat langsung kondisi kerusakan.
"Setelah meninjau lokasi ini di awal-awal bencana, saya berinisiatif untuk segera membantu pembangunan rumah bagi warga Lamkleng yang terdampak," ujar Gubernur.
Gubernur mengaku, saat itu dirinya segera meminta Pemerintah Kabupaten Aceh Besar untuk mencari dan menyiapkan lahan relokasi, agar pembangunan rumah dapat segera dilakukan.
"Seiring dengan itu, Pemerintah Aceh juga mengupayakan skema bantuan melalui dana CSR. Alhamdulillah, PT. Bank Aceh Syariah menyambut baik dan bersedia membantu," ujar Gubernur.
Untuk itu, gubernur menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh keluarga besar PT. Bank Aceh Syariah, yang telah mencurahkan perhatiannya membantu warga yang terdampak bencana tanah bergerak ini.
Begitupun, gubernur berharap rumah bantuan tersebut dapat bermanfaat, serta dapat mengurangi keresahan para korban yang rumah lamanya tidak bisa ditempati lagi.
Gubernur juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu proses pembangunan rumah bantuan tersebut, khususnya keluarga besar Bank Aceh Syariah, Yayasan Cet Langet Rumoh, jajaran Pemkab. Aceh Besar, aparatur Desa Lamkleng serta SKPA terkait.
Sementara, Direktur Utama PT. Bank Aceh Syariah Haizir Sulaiman dalam sambutannya mengatakan, bantuan rumah ini dibangun menggunakan dana CSR Bank Aceh atas arahan Gubernur Aceh.
Untuk tahap pertama, kata Haizir, pembangunan difokuskan untuk 10 unit rumah. Sedangkan 8 rumah sisanya akan menyusul. Sementara pembangunan rumah itu menurut Haizir akan diupayakan rampung dalam 45 hari kerja.
"Semoga rumah ini menjadi kediaman yang nyaman bagi warga korban bencana tanah bergerak," ujar Haizir.
Sementara itu, Bupati Aceh Besar Mawardi Ali pada kesempatan itu menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada gubernur Aceh yang telah mengupayakan pembangunan rumah bagi warganya.
Mawardi juga menyinggung berbagai bantuan dan kepedulian gubernur terhadap pembangunan di kabupaten itu.
"Ini luar biasa sekali. Begitu kuat dukungan bapak gubernur terhadap kemajuan pembangunan di Aceh Besar," kata dia.
Lebih lanjut, terkait pembangunan susulan 8 rumah bantuan korban tanah bergerak akan dilakukan setelah proses penyediaan tanah selesai.
Mawardi berjanji akan segera merampungkan penyediaan lahan sehingga pembangun 8 rumah itu bisa segera dimulai.
Sementara Ketua Yayasan Cet Langet Edi Fadhil dalam kegiatan itu juga menyampaikan, dirinya diminta oleh gubernur untuk membantu mengkoordinir pembangunan rumah.
Keterlibatan Edi Fadhil diminta oleh gubernur lantaran pengalaman panjang dirinya dalam mengkoordinir pembangunan rumah layak huni untuk warga kurang mampu.
"Dari tahap identifikasi kita lakukan disini, kemudian bagaimana masyarakat mengambil peran untuk berpartisipasi. Kami istilahnya yang mengorganize pembangunan ini. Tapi dananya sepenuhnya dari CSR Bank Aceh Syariah," ujar Edi.
Korban Tanah Bergerak Sampaikan Terimakasih
Sementara itu, Ramli (70) seorang korban tanah bergerak yang menerima bantuan rumah menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Aceh. Lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini mengaku tak pernah terpikir akan mampu membangun rumah baru setelah rumah lamanya rusak akibat bencana tanah bergerak.
Ramli bercerita, rumah lama yang ia huni bersama keluarganya itu padahal baru ditempati selama dua bulan. Rumah itu baru siap dibangun dan baru dihuni selama dua bulan sebelum bencana tanah bergerak terjadi di desanya. Sejak itu dia terpaksa tinggal di tenda darurat yang disediakan pemerintahdi desa setempat.
"Alhamdulillah, terima kasih tak terhingga kepada pemerintah Aceh. Tanpa bantuan ini kami tak mungkin membangun rumah lagi," ujar Ramli. []