Prof. Dr. Ishak Hasan, M.Si, Rektor Universitas Teuku Umar (UTU). Foto: doc Dialeksis.com

DIALEKSIS.COM | Aceh Barat - Dalam langkah strategis yang menandai pergeseran paradigma di sektor pendidikan tinggi, Prof. Brian Yuliarto, Ph.D resmi dilantik sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) pada 19 Februari 2025. Pelantikan ini dipandang sebagai momentum untuk menyuntikkan inovasi serta penataan ulang kebijakan guna menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

Mendapatkan respon positif, Prof. Dr. Ishak Hasan, M.Si, Rektor Universitas Teuku Umar (UTU), menyatakan bahwa kehadiran sosok Prof. Brian membawa angin segar dan ekspektasi akan terobosan kebijakan yang mampu menyelaraskan program efisiensi pemerintah dengan kebutuhan nyata perguruan tinggi. "Kita butuh kebijakan yang tidak hanya efisien, tetapi juga responsif terhadap dinamika pendidikan masa kini," ujarnya.

Di tengah berbagai tantangan dunia pendidikan, Prof Ishak selaku akademisi dan rektor UTU menyoroti lima agenda utama yang menjadi harapan perguruan tinggi terhadap kepemimpinan baru Mendiktisaintek.

Menurutnya penting penyelarasan program efisiensi pemerintah, maksudnya reformulasi program efisiensi yang lebih realistis diharapkan mampu menyeimbangkan antara penghematan anggaran dan peningkatan mutu pendidikan.

“Perguruan tinggi mendesak agar kebijakan tersebut tidak mengorbankan kualitas pembelajaran demi efisiensi semata,” ujarnya.

Harapan lain disampaikan Prof Ishak terkait pembukaan program studi kedokteran baru, ia menyampaikan menindaklanjuti keinginan Presiden, sejumlah institusi tengah mempersiapkan pembukaan program studi kedokteran.

“Langkah ini dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis yang kian meningkat, sekaligus membuka peluang riset dan inovasi di bidang kesehatan,” ungkapnya.

Selain itu menjadi harapan Prof Ishak, dirinya menyinggung urusan transformasi PTN SATKER ke PTN BLU,”perubahan kelembagaan yang tengah berlangsung diharapkan dapat memperkuat otonomi dan manajemen internal perguruan tinggi negeri. Transformasi ini menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan serta akuntabilitas di institusi pendidikan,” jelasnya.

Turut disampaikan juga oleh Prof Ishak perihal penyempurnaan program MBKM

Meskipun program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) telah berjalan, banyak pihak menilai bahwa perlu dilakukan perbaikan dan intensifikasi agar mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih aplikatif dan relevan dengan kebutuhan industri.

“Penguatan kolaborasi berbasis industri dan teknologi penting dilakukan peningkatan sinergi antara dunia pendidikan dengan sektor industri, kecerdasan buatan, serta dunia kerja dan bisnis dinilai sangat krusial. Harapan ini sejalan dengan upaya mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga siap bersaing dalam pasar global,” tambahnya.

“Dengan kepemimpinan baru di Kemdiktisaintek, sejumlah pihak optimis bahwa perubahan dan pembenahan struktural yang diusung akan membawa dampak positif tidak hanya bagi dunia pendidikan, namun juga bagi kemajuan bangsa secara menyeluruh,” pungkasnya.

Untuk diketahui sebelumnya Kemendiktisaintek di pimpin Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai Mendikbudristek pada 21 Oktober 2024, yang sebelumnya memusatkan perhatian pada kebijakan pendidikan dan riset di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim.