kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Hari Air Sedunia, Akademisi USK: Industri Ilegal Cemari Sungai di Aceh Ditindak Saja

Hari Air Sedunia, Akademisi USK: Industri Ilegal Cemari Sungai di Aceh Ditindak Saja

Senin, 22 Maret 2021 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Roni

Akademisi sekaligus Ketua Prodi Pendidikan Geografi FKIP USK, A Wahab Abdi. [IST]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Setiap 3 Maret diperingati Hari Air Sedunia. Tahun 2021 ini, Hari Air Sedunia (World Water Day) mengusung tema Menghargai Air atau Valuing Wate.

Akademisi sekaligus Ketua Prodi Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Syiah Kuala (USK), A Wahab Abdi mengatakan, peringatan Hari Air Sedunia ini menjadi refleksi khususnya bagi masyarakat Aceh dalam menjaga kelestarian sumber daya air dari pencemaran akibat ulah manusia.

"Sumber air itu sekarang sudah tercemar karena ulah kita manusia, misalnya membuang sampah sembarang, sehingga terkontaminasi dengan hal-hal yang tidak baik seperti zat kimia dan sebagainya. Itu perlu jadi perhatian kita bersama ke depan," ungkap Wahab saat dihubungi Dialeksis.com, Senin (22/3/2021).

Kemudian terkait limbah pabrik, tambang dan industri ilegal yang mencemarkan sungai, akademisi USK itu juga meminta agar pemerintah menindak tegas pelakunya. Hal ini menurut Wahab penting, mengingat sungai merupakan salah satu sumber daya air yang harus dijaga.

"Kalau tidak menjalani AMDAL sebaiknya ditindak saja oleh pihak berwewenang melalui pemerintah daerah. Namanya juga industri ilegal, ya dihentikan saja. Tidak boleh dibiarkan. Pelestarian sumber daya air secara berkesinambungan itu sangat penting untuk dilakukan," ujar Wahab.

Selanjutnya, Akademisi USK itu juga meminta agar sungai-sungai yang sering dikunjungi atau tempat wisata khususnya di Aceh agar disediakan tong sampah dengan jumlah yang banyak. Hal ini untuk menghindari pengunjung agar tak membuang sampah sembarangan ke sungai.

"Kemudian di kampung juga, dibuatlah semacam aturan oleh Keuchik (Kades) setiap sampah itu dipungut oleh desa, kemudian desa itu mengelola dengan baik, membuang pada tempat yang disediakan, menggunakan manajemen sederhana misalnya mengutip dana kecil-kecilan mungkin setiap bulan. Bahkan lebih bagus lagi bila dibuatkan bank sampah, bisa jadi pendapatan desa," jelas Wahab.

"Selanjutnya, edukasi kepada masyarakat juga harus diutamakan. Dalam Islam diajarkan kebersihan, bahkan itu dianggap sebagian dari iman, hanya saja kita kadang belum sampai ke tataran praktiknya. Ke depan, ini menjadi tugas kita bersama dalam mengedukasi masyarakat untuk tidak mencemari air. Selamat Hari Air Sedunia," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda