kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Heboh Kontes Waria Berselempang Aceh, ASYM Minta Pemerintah Aceh Bertindak Tegas

Heboh Kontes Waria Berselempang Aceh, ASYM Minta Pemerintah Aceh Bertindak Tegas

Minggu, 11 Agustus 2024 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Muhammad Khaidir, atau yang lebih dikenal dengan nama Tgk Dir, selaku Co-Founder ASYM (Aceh Sumatra Youth Movement). [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Aceh kembali diguncang dengan sebuah peristiwa yang menimbulkan gelombang kontroversi dan reaksi keras dari berbagai kalangan. 

Sebuah video yang memperlihatkan kontes kecantikan waria di Jakarta pada Minggu, 4 Agustus 2024, viral di media sosial. 

Yang menjadi perhatian utama adalah peserta yang mengenakan selempang bertuliskan "Aceh," yang akhirnya keluar sebagai pemenang. Kontes tersebut diadakan di Hotel Orchardz, Jakarta Pusat, dan telah memicu kecaman luas, terutama dari komunitas Aceh.

Kemenangan peserta berselempang Aceh tersebut langsung mendapat sorotan dari Aceh Sumatra Youth Movement (ASYM), sebuah organisasi pemuda yang sangat peduli terhadap nilai-nilai syariat Islam dan kebudayaan Aceh. 

Muhammad Khaidir, atau yang lebih dikenal dengan nama Tgk Dir, selaku Co-Founder ASYM, dengan tegas mendesak Pemerintah Aceh untuk tidak tinggal diam atas insiden ini.

"Kami atas nama komunitas pemuda ASYM mendesak pemerintah Aceh, khususnya Dinas Syariat Islam dan Dinas Kebudayaan Aceh, serta dinas terkait lainnya untuk memproses perkara ini sampai tuntas. Kasus ini harus dibawa ke ranah hukum karena telah mencoreng nama baik Aceh," ujar Tgk Dir kepada Dialeksis.com, Sabtu (10/8/2024).

Tgk Dir menegaskan bahwa peristiwa ini tidak hanya merupakan pencatutan nama Aceh, tetapi juga sebuah penistaan terhadap agama Islam, yang menjadi fondasi kehidupan masyarakat Aceh. 

"Ini adalah penghinaan yang tak bisa ditoleransi. Aceh adalah negeri syariat. Segala bentuk perbuatan penyimpangan, termasuk LGBT, tidak dibenarkan di sini," tegasnya.

Ia juga menuntut agar Pemerintah Aceh segera mengambil langkah tegas dengan memanggil panitia penyelenggara kontes serta peserta yang menggunakan nama Aceh. 

"Mereka harus memberikan klarifikasi dan menjelaskan alasan menggunakan nama Aceh dalam kontes tersebut. Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, jangan berharap Aceh akan diam. Marwah Aceh tidak boleh terus-menerus diinjak-injak oleh pihak luar," tambahnya.

Tidak hanya ASYM, masyarakat Aceh yang dikenal dengan semangat keislaman yang kuat juga turut merasakan amarah dan kekecewaan. 

Berbagai elemen masyarakat, termasuk ulama dan tokoh adat, mengecam penggunaan nama Aceh dalam konteks yang mereka anggap merendahkan. 

Ini memperlihatkan bahwa identitas Aceh sebagai daerah dengan penerapan syariat Islam yang kuat sangatlah sensitif dan tidak bisa diabaikan begitu saja.

“Pantang peudeung meubalek sarong, pantang rincong meubalek mata, pantang ureung diteu'oh kawom.” Ungkapnya.

Tgk Dir dalam pernyataannya juga menyebut bahwa Aceh punya harga diri. Pemerintah harus mampu menunjukkan keberpihakannya pada rakyat dan nilai-nilai yang selama ini dijaga dengan sepenuh hati.

"Yang pasti, masyarakat Aceh menanti langkah tegas dari pemerintah, karena mempertahankan marwah Aceh adalah sebuah kewajiban yang tidak bisa ditawar," pungkasnya. 

Diketahui, dalam video yang beredar luas, sosok yang mengatasnamakan Aceh tersebut dikenal dengan nama Ayu Saree. Dia bukan wajah baru dalam dunia kontes kecantikan transpuan. Ayu Saree sebelumnya pernah memenangkan berbagai ajang serupa, di antaranya Miss Queer Puan 2024 dan Putri MMH Prada 2023, serta menjadi runner-up di ajang Miss Prada 2022.

Keterlibatannya dalam berbagai kontes tersebut memang bukan hal yang baru. Namun, penggunaan nama Aceh dalam konteks ini telah menjadi isu yang sangat sensitif dan memicu reaksi keras dari masyarakat Aceh, yang selama ini dikenal dengan penerapan syariat Islam yang ketat. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda