kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / HIMASEP Unsyiah Gelar Dialog Refleksi Akhir Tahun, Bahas Ketahanan Pangan Pasca Pandemi

HIMASEP Unsyiah Gelar Dialog Refleksi Akhir Tahun, Bahas Ketahanan Pangan Pasca Pandemi

Minggu, 06 Desember 2020 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

[IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Webdialog Refleksi Akhir Tahun bertema “Ketahanan Pangan Pasca Pandemi” diisi sejumlah narasumber yakni Dr. Ir. Agussabti, M.Si Ketua PERHEPI Komda Banda Aceh, Muslahudin Daud pelaku agribinis dan socio preneur dan Azanuddin Kurnia, SP, MP. Ketua IKA SEP Unsyiah pada Jumat (4/12/2020).

Kegiatan yang dilakasanakan Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) itu merupakan rangkaian Agri Fair XIV. Kegiatan diaolog yang dibawakan oleh Dr. Elvira Iskandar, S.P., M.Sc. Turut hadir dari berbagai pihak baik akademisi, pelaku usaha, penggiat agribisnis dan mahasiswa.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samadi, M.Sc dalam pengantar acara menyampaikan, dengan adanya ketahanan pangan nantinya diharapkan terciptanya kedaulatan pangan.

"Secara global trend kebutuhan pangan terus meningkat, namun penurunan produktivitas pangan, konversi lahan, perubahan iklim dan hama menjadi isu penting yang berhubungan pada ketahanan pangan," jelas Prof Samadi.

Di sisi lain, lanjutnya, selama pandemi Covid-19 sektor pertanian dan teknologi informasi dan komunikasi berdampak positif sehubungan dengan bergesernya pola kehidupan pembatasan sosial tersesebut. Tentunya situasi ini menjadi peluang untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian dengan meningkatakan produksi dan nilai tambah.

"Petani milenial diharapkan cerdas dalam berwirausaha dalam memanfaatkan teknologi digital (Smart Farming). Kata Dekan Fakultas Pertanian tersebut menutup kalimatnya," ujarnya.

Sementara itu, narasumber lain Dr. Agussabti dalam pemaparan dialog menyampaikan, kondisi pandemi membatasi masyarakat dalam berinteraksi, sehingga akibatnya aktivitas dari hulu ke hilir juga terganggu.

"Maka dalam hal ini diharapkan dapat mengubah tantangan menjadi peluang, kelemahan menjadi kekuatan," jelas Agussabti.

Ia menyebutkan, ada empat stakeholder utama yang berperan dalam meningkatkan ketahan pangan, yaitu akademisi, pemerintah, businessman dan masyarakat. Ia menambahkan pentingnya industri hilir yang berperan dalam peningkatan nilai tambah produk sehingga membuka peluang daya saing daerah semakin baik, disini peran pelaku usaha akan mendorong peningkatan produksi tersebut.

"Perguruan tinggi selain menghasilkan SDM juga memiliki kompetensi untuk mendukung hilirisasi dan pemerintah akan mensinergikan dengan kebijakan pembagunan pertanian, artinya fokus peningkatan produksi on farm juga didukung peningkatan nilai tambah di hilir," ungkap Agussabti.

Pada kesempatan selanjutnya, Muslahuddin Daud menyampaikan, perlunya peningkatan pemberdayaan sosial terutama di sentra-sentra produksi unggulan dan andalan sektor pertanian untuk menunjang ketahanan pangan.

Di pihak lain, tambah Muslahuddin, kita memiliki situasi yang kurang menguntungkan yaitu posisi tawar Aceh masih lemah, dukungan sumberdaya yang tersedia belum di dukung oleh kemampuan SDM.

"Kita perlu memperkuat SDM, dan tentunya hal ini menjadi peran lembaga pendidikan dan kebijakan pemerintah daerah untuk mempersiapkannya. Di samping itu dukungan pemerintah melalui berbagai program pembangunan seperti dana desa, Otsus selayaknya memperkuat basis pembangunan hulu dan hilir pertanian tersebut," jelas Muslahuddin.

Narasumber lain, Azzanuddin menyampaikan, perlunya organisasi profesi yang nantinya akan memberikan sumangan pemikiran dan sekaligus bersama pemerintah bergerak dalam mendukung ketahanan pangan pada kondisi pasca pandemi Covid-19 ini.

Azanuddin menambahkan ke depan dalam meningkatkan ketahan pangan selain peningkatan produksi kita perlu meningkatkan nilai tambah produk akhir baik bahan baku juga produk konsumsi sehingga ada nilai tambah ekonomi bagi produsen.

"Aspek pasar harus jadi perhatian juga, kita perlu meningkatkan dan memberdayakan sumberdaya lokal dan diolah sendiri sehingga selain menyerap SDM juga mendukung pasokan lokal. Dan hal tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah yaitu Aceh Meugoe, Aceh Troe, dan Aceh Green," tutupnya.

Di sela acara dialog, Ketua Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEP), Reza Pahlevi mengutarakan, dialog refleksi akhir tahun dalam rangkaian kegiatan Agri Fair XIV ini, pihaknya mengupayakan menghadirkan narasumber dari berbagai organisi profesi untuk menjaring masukan bagi pembangunan Aceh terutama di sektor pertanian.

"Ke depan, sebagai wadah mahasiswa kami ingin berkiprah untuk meningkatkan SDM pertanian dan tentunya kami juga menyiapkan diri dalam berbagai aktivitas yang bersinergi dengan kebijakan kebijakan pembangunan pemerintah daerah yang telah disiapkan," tutup Reza. (*)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda