kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / IDI Aceh: Waspada Penyakit Cacar Monyet

IDI Aceh: Waspada Penyakit Cacar Monyet

Kamis, 11 Agustus 2022 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizki
Ilustrasi Cacar Monyet. [Foto: Ist.]

DIALEKSIS.COM | Aceh - Wakil Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh, Dr. Masry mengimbau warga negara Indonesia agar tetap waspada dengan penyakit cacar monyet.

Ia mengatakan, cacar monyet ini memang berasal dari monyet. Jarang penyakit cacar monyet ini berkembang di Indonesia. Namun pada tahun 2022, penyakit cacar monyet ditemukan kembali, baik Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika.

Ini menjadi konsekuensi bagi WHO sendiri karena penyebaran cacar monyet merebak dengan sangat cepat layaknya Covid-19. 

"Kalau cacar biasa ini sering kita alami mungkin, tapi cacar monyet ini asalnya dari hewan dan cepat menular juga," ungkap Dr Masry dalam diskusi yang dikutip Dialeksis.com pada kanal Youtube RRI Banda Aceh, Kamis (11/8/2022).

Tapi dengan adanya Covid-19 ini berdampak juga pada diagnosa cacar monyet yakni melalui PCR. Cara menghadapi cacar monyet ini adalah tetap menjaga ketahanan tubuh dan stop kontak fisik dengan orang lain agar tidak menular.

"Kalau misalnya sudah tumbuh ruam, demam, atau sejenisnya, jadi sebaiknya hindari kontak fisik dengan orang lain, dan hewan terutama monyet," ucapnya.

Lanjutnya, khas dari cacar monyet ini adalah ada pembengkakan kelenjar limfa misalnya di leher atau di ketiak. Ruam cacar berisi air bahkan ada juga yang nanah. 

Selama terkena penyakit cacar monyet boleh makan apapun. Tidak ada pantangan kecuali alergi, nutrisi yang dimakan akan membuat kekebalan tubuh dia itu lebih baik.

"Vaksin khusus cacar monyet belum ada di Indonesia. Di kita belum terkuak, namun harus juga berhati-hati karena penyakit ini bersifat menyebar ke mana saja," jelasnya.

Tambahnya juga, di negara maju seperti Amerika, cacar monyet ini udah lebih daripada 2000 kasus. Bila seseorang pernah terkena cacar ini tidak menutup kemungkinan dia diserang kembali.

"Penyakit ini menyerang tubuh namun manifestiknya di kulit," pungkasnya. [AU]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda