kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / IGI: Pendidikan Aceh Tidak Buram

IGI: Pendidikan Aceh Tidak Buram

Rabu, 30 Juni 2021 21:50 WIB

Font: Ukuran: - +


Sekretaris IGI Provinsi Aceh Fitriadi, S.Pd., M.Pd [Foto: Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ikatan Guru Indonesia (IGI) Provinsi Aceh menyesalkan sikap Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) yang terus menerus mengkiritik pendidikan Aceh, apalagi baru-baru ini menyebutkan bahwa pendidikan Aceh lebih buram dari kertas buram.

Menurut Sekretaris IGI Provinsi Aceh, Fitriadi, S.Pd., M.Pd sebenarnya saat ini pendidikan Aceh ada trend lebih baik dan kita harus mengapresiasikan.

“Kita ketahui bahwa Aceh pada tahun ini masuk dalam 10 besar yang lulus SBMPTN secara Nasional, bahkan kalau dirasiokan Anak-anak Aceh mampu menduduki peringkat 3 besar, keadaan seperti ini semestinya patut diapreasiasikan, bukan malah dicemooh dengan pernyataan yang membuat semangat mereka down, IGI menyadari memang belum sempurna pendidikan Aceh tetapi tidak buram lah,” tutur Fitriadi

Lebih lanjut, Fitriadi menambahkan, yang belum sempurna itu, disempurnakan secara bersama sama, bukan malah saling menyalahkan. Apa lagi dalam beberapa tahun belakangan ini, Dinas Pendidikan Aceh gencar menyelenggarakan pelatihan bagi guru pada Tingkat SMA, SMK dan SLB se-Aceh bahkan Dinas Pendidikan juga mengajak serta organisasi profesi guru seperti IGI Provinsi Aceh untuk sama-sama berbuat demi kemajuan pendidikan Aceh itu sendiri.

“Selama masa Pandemi Covid 19 melanda, IGI dan Dinas Pendidikan Aceh tidak diam dan pasrah pada keadaan, bisa dikonfirmasi pada beberapa media Online atau cetak maupun sosial media para guru-guru di Aceh yang mengikuti pelatihan yang IGI selenggarakan bersama Dinas Pendidikan. Sebagai contoh, Ada Meugiwang IGI Aceh (Meurunoe, Meubagi Wawasan Dalam Jaringan), Meuseuraya IGI Aceh Utara (Meurunoe Seuraya Bagi ileume di Alam Maya), Meugaya IGI Aceh Jaya (Meurunoe Guru Di Aceh Jaya), Meusanuet IGI Kota Lhokseumawe (Meurunoe Seuraya Asah Narasi dan Teknologi)”, ungkapnya.

Kemudian lanjutnya lagi, untuk diketahui pola pelatihan yang IGI laksanakan semuanya berbasis produk, artinya setiap guru yang menjadi peserta pada pelihatan yang IGI selenggarakan wajib menyelesaikan product, dan dari data yang kita himpun ada 95% guru mampu menyelesaikan product yang diwajibkan atas mereka, dari situ bisa kita simpulkan bahwa ada progress baik, dan yang paling patut diapresiasi adalah guru-guru di Aceh sudah mau belanja ilmu secara mandiri.

“Pergerakan IGI dan upaya Dinas Pendidikan Aceh yang sudah dilakukan bersama-sama untuk membantu guru meningkatkan kompetensi mereka, itu perlu diapresiasi, lanjutnya IGI mengajak semua pihak termasuk Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) untuk bersama sama menunjukan perannya dalam usaha memajuan Pendidikan Aceh, jangan hanya protes dan mengumbar kelemahan para guru dan seakan-akan guru di Aceh itu bukan lulusan dari USK,” pungkas Fitriadi.

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda